Lompatan Pyongyang
Pukguksong-2, rudal yang baru diuji coba oleh Pyongyang itu disebutkan memiliki daya jangkau 2.000 kilometer, memang belum mampu menjangkau daratan Amerika Serikat. Namun, Pukguksong-2 menandai kemajuan inovasi senjata strategis Pyongyang. Rudal yang diluncurkan melalui basis kendaraan darat itu merupakan sistem senjata strategis tipe baru Korut. KCNA mengatakan, rudal balistik itu didukung mesin berbahan bakar padat yang membutuhkan waktu pengisian bahan bakar jauh lebih pendek daripada rudal berbahan bakar konvensional.Sistem itu diklaim mampu meningkatkan mobilitas senjata dan membuatnya menjadi lebih sulit untuk dideteksi. Saat ini, sebagian besar rudal yang dimiliki Korut menggunakan propelan cair. "Bahan bakar cair, seperti teknologi dari tahun 1960-an dan 70-an, sedangkan bahan bakar padat adalah bahan bakar modern untuk rudal," kata Lee Choon-geun, seorang analis Institut Kebijakan Teknologi Korea Selatan. "Oleh karena itu, kami berpikir peluncuran terbaru mereka (dengan bahan bakar padat) merupakan pengembangan yang serius," kata Lee Choon-geun. Sebelum uji coba Pukguksong-2 pada hari Minggu lalu, banyak pemerhati menduga, Pyongyang hanya memiliki senjata berbahan bakar padat dalam jumlah terbatas. Bahan bakar padat itu diaplikasikan pada rudal-rudal berjarak pendek berbasis kapal selam, KN-2. Rudal itu pernah diuji coba pada Agustus tahun lalu. Meskipun sulit dideteksi, KN-2 hanya memiliki daya jangkau terbatas, yaitu sekitar 120 kilometer. Sementara itu, Pukguksong-2, selain memiliki mobilitas tinggi, daya jangkaunya juga lebih dari 2.000 kilometer. Karena itu, dunia layak risau. (AP/AFP/Reuters/JOS)