logo Kompas.id
InternasionalFlu Burung Hantam China
Iklan

Flu Burung Hantam China

Oleh
· 3 menit baca

BEIJING, KAMIS — Wabah flu burung kembali terjadi di China. Sebanyak 79 orang tewas selama Januari 2017. Kejadian ini merupakan yang terparah sejak 2013 saat flu burung pertama ditemukan. Pemerintah meminta rakyat menjauhi peternakan unggas dan sejumlah peternakan sudah ditutup guna menghindari jatuhnya korban lebih besar.Korban meninggal selama Januari 2017 merupakan yang terburuk dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun-tahun sebelumnya. Kebanyakan korban tewas di China bagian timur dan selatan, dari Shanghai hingga Hongkong, kata media pemerintah, Kamis (16/2).Sejak Oktober 2016 ditemukan 250 kasus H7N9 yang dilaporkan ke Komisi Kesehatan Nasional dan Keluarga Berencana. Jumlah kematian kali ini merupakan yang tertinggi, bahkan dibandingkan dengan wabah yang terjadi pada tahun 2013 yang ketika itu menewaskan 40 orang. Pada bulan Februari ini tercatat enam orang lagi tewas.Strain flu burung H7N9 mulai ditemukan pada 2013, ditularkan dari unggas ke manusia. Meski cukup berbahaya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, strain ini lebih ringan dibandingkan dengan strain H5N1 yang bisa ditularkan antarmanusia. Organisasi ini pada Jumat lalu memperingatkan warga terkait dengan terjadinya peningkatan kasus pada saat masyarakat China tengah merayakan hari besar Imlek. Konsumsi unggas yang besar selama hari raya bisa meningkatkan penularan, kata WHO.Ni Daxin, pejabat tinggi di Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit, mengatakan, kebiasaan warga China yang lebih suka dengan unggas segar yang baru dipotong berkontribusi terhadap penyebaran penyakit flu burung. "Kalau masyarakat membeli hanya unggas beku, pengawasan terhadap wabah akan lebih mudah," kata Ni, sebagaimana dikutip China Daily, Kamis.Perdagangan unggas hidup sementara waktu dihentikan di kota-kota Guangzhou, Changsha, dan Zhenjiang. Kantor berita Xinhua melaporkan, di Zhenjiang saja pada Januari dilaporkan 35 orang terinfeksi H7N9. Pusat Penelitian dan Kebijakan Penyakit Infeksi di Universitas Minnesota, pekan lalu, memperkirakan sedikitnya ada 347 orang yang terinfeksi virus H7N9 di China.Di Hongkong, dua dari empat pasien yang terinfeksi H7N9 meninggal dunia dalam musim dingin ini. Departemen Kesehatan di sejumlah provinsi mengumumkan telah menemukan kasus yang dipastikan merupakan flu burung. Sejumlah provinsi lain masih menunggu pemutakhiran kesimpulan.Terlambat disampaikanH7N9 merupakan subtipe influensa yang bisa menyerang unggas dan juga manusia. Kebanyakan pasien yang terserang virus ini menderita sakit parah, satu dari tiga di antaranya berakibat fatal.Sejak Oktober 2016 tercatat sudah 100 orang tewas akibat H7N9 ini. Pemerintah melalui media sosial mengingatkan bahaya ini dan memastikan bahwa unggas dan kotorannya merupakan penyebab infeksi.Data terbaru flu burung menimbulkan kekhawatiran terulangnya krisis kesehatan, seperti yang terjadi tahun 2002. Ketika itu di China terjadi wabah SARS atau sindrom pernapasan berat akut.Pemerintah dianggap terlambat mengeluarkan data dalam hal merebaknya wabah flu burung. "Sekarang sudah pertengahan Februari dan kami baru dapat jumlah bulan Januari dengan angka kematian hampir menyamai SARS. Bukankah peringatan bisa dilakukan lebih dini," tulis seorang pengguna mikroblog populer Sina Weibo. Seorang netizen lainnya mengkhawatirkan cepatnya infeksi terjadi dan meminta laporan yang lebih terbaru.Ditemukannya banyak kasus H7N9 menimbulkan paranoia sebagaimana disampaikan pengguna blog.Pemerintah berulang kali mengingatkan warga untuk berjaga-jaga terhadap virus berbahaya tersebut. Namun, pemerintah juga mengingatkan warga agar tidak panik.Akibat dari penutupan peternakan, saham di perusahaan pemasok daging unggas terbesar Fujian Sunner mengalami penurunan hingga 12 persen. Hal serupa dialami peternak broiler terkemuka, Yisheng Poultry, yang sahamnya turun hingga 21 persen atau terendah selama 14 bulan.Ketika wabah flu burung terjadi tahun 2013, industri unggas di China terpukul, menyebabkan kerugian lebih dari 6 miliar dollar AS. Daging ayam merupakan makanan populer.(AFP/AP/REUTERS/RET)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000