logo Kompas.id
InternasionalSkenario Pengganti Solusi...
Iklan

Skenario Pengganti Solusi Dua-Negara

Oleh
· 2 menit baca

Presiden Amerika Serikat Donald Trump meninggalkan prinsip AS selama ini, yang berpegang pada solusi dua-negara dalam penyelesaian konflik Palestina-Israel, saat menerima kunjungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih, AS, Rabu (15/2).Ide dua negara di Tanah Suci-negara Yahudi Israel dan negara Palestina Arab-menuntut Israel agar melepas hampir semua teritorial yang mereka rebut pada Perang 1967: Tepi Barat, Jerusalem timur, dan Jalur Gaza. Jika solusi itu ditinggalkan, adakah solusi lain? Berikut beberapa opsi, yang juga sulit diwujudkan. Satu NegaraSelama bertahun-tahun, pilihan itu menjadi cita-cita Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), yaitu berdirinya satu negara demokratis, bukan negara Yahudi atau negara Arab, di wilayah Palestina bekas jajahan Inggris. Masalahnya, hampir tak seorang pun di Israel mau membahas soal pemberian hak penuh bagi warga Palestina. Tanpa warga di Gaza, jumlah warga Palestina hampir separuh populasi warga Israel. Bagi Israel, opsi itu bakal mengakhiri impian mereka membangun negara Yahudi.Kesepakatan InterimPilihan lain, karena keinginan Palestina agar semua warganya kembali dari pengungsian ke wilayah yang sekarang dikuasai Israel dianggap seperti "meminta bulan", kemungkinan ialah kesepakatan parsial. Opsi ini memberi peluang Palestina mendirikan negara, misalnya sebut saja, di 80 persen Tepi Barat dengan akses ke Kota Tua di Jerusalem. Palestina menolak pilihan ini, khawatir kesepakatan sementara itu akan dianggap permanen.Opsi JordaniaJordania merebut Tepi Barat dan Jerusalem timur dalam Perang Arab-Israel 1948-1949, diikuti keluarnya Inggris dari wilayah itu. Namun, mereka kehilangan area itu dan direbut Israel dalam Perang 1967. Tahun 1980-an, Jordania melepaskan klaim di wilayah itu untuk mendukung Palestina. Sebagian kalangan di Israel berpikir, Jordania bisa memainkan peran yang bisa memenuhi aspirasi Palestina, dengan kembali mengontrol sebagian wilayah di Tepi Barat. Opsi ini ditolak Palestina.Penarikan Sepihak ParsialPertengahan 2000-an, pemerintahan Ehud Olmert merencanakan penarikan sepihak dari sebagian wilayah yang diduduki Israel menyusul penarikan Israel dari Gaza tahun 2005. Namun, setelah melihat Gaza kini dikuasai Hamas, tidak banyak di kalangan Israel yang ingin skenario terulang di Tepi Barat."Status Quo"Mengingat tak banyak pilihan lain, kondisi saat ini (status quo) terlihat menarik bagi sebagian kalangan. Namun, Israel terus-menerus mengubah lanskap dengan memperbanyak permukiman Yahudi di Tepi Barat dan Jerusalem timur. Situasi ini juga benar-benar membuat sulit posisi Palestina. (AP/SAM)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000