logo Kompas.id
InternasionalKerugian Capai 300 Miliar...
Iklan

Kerugian Capai 300 Miliar Dollar AS

Oleh
· 2 menit baca

Kemacetan saat jam berangkat dan pulang kerja terjadi di semua kota besar di dunia. Los Angeles menjadi kota termacet di seluruh Amerika Serikat sehingga seorang pengendara harus membuang waktu 104 jam per tahun akibat kepadatan lalu lintas pada waktu puncak.Temuan ini disampaikan, Senin (20/2), oleh Inrix, perusahaan analis transportasi di AS. Sebanyak 1.064 kota dari 38 negara dianalisis. Khusus AS, Inrix mengambil 240 kota. Menurut Inrix, mereka mengumpulkan data dari 300 juta sumber yang berbeda.Ekonomi negara itu yang stabil, urbanisasi yang terus terjadi, pertumbuhan lapangan kerja, dan harga bahan bakar yang rendah mendorong peningkatan kepadatan serta kemacetan pada 2016. Akibatnya, menurut pengamat ekonomi senior Infix, Bob Pishue, kualitas hidup berkurang."Kebutuhan untuk mengemudi diperkirakan terus meningkat, sementara ketersediaan jalan tetap," ujarnya.Setelah Los Angeles, menurut penelitian Infix, kota termacet adalah Moskwa, diikuti New York di urutan ketiga. Pengemudi di Moskwa memboroskan waktu 91 jam per tahun, sedangkan pengemudi di New York membuang 89 jam per tahun untuk berada di kemacetan.Namun, jika menggunakan hitung-hitungan lain, pengendara di Moskwa lebih sengsara dibandingkan dengan pengemudi di Los Angeles. Pengemudi di ibu kota Rusia tersebut menghabiskan 25,2 persen dari total waktunya untuk berkendaraan di jalan-jalan yang padat.Adapun di Los Angeles, pengemudi menghabiskan 12,7 persen waktunya untuk berjalan pelan. Di Bogota, yang menjadi acuan Jakarta ketika membuat jalur transjakarta, pengendara bahkan menghabiskan 31,8 persen waktunya untuk melewati jalan-jalan macet.Lebih lanjut urutannya adalah San Francisco, Bogota di Kolombia, Sao Paulo di Brasil, London, Atlanta, Paris, dan Miami. Kota Jakarta yang dikenal macet tidak disebut-sebut dalam analisis Inrix. Jangan berkecil hati, negara besar seperti China dan Jepang juga tak masuk dalam penelitian. Thailand malah dimasukkan oleh Inrix dan dinobatkan sebagai negara termacet di dunia.Rugi 300 miliar dollar ASDiakui, masalah kepadatan lalu lintas, khususnya di AS, bukan masalah baru. Namun, perusahaan analis transportasi ini melihat masalah itu bisa menjadi perhatian baru jika Presiden AS Donald Trump melaksanakan investasi pembangunan infrastruktur besar-besaran sebagaimana janji kampanyenya.Kemacetan yang tidak terselesaikan, menurut Inrix, memboroskan pengeluaran warga. Perusahaan ini menghitung, setiap pengemudi di AS mengalami kerugian 1.400 dollar AS sepanjang tahun lalu akibat kemacetan. Dengan demikian, bagi semua pengendara secara nasional, total kerugian selama tahun lalu mencapai 300 miliar dollar AS. Nilai ini setara dengan Rp 4.000 triliun.(AP/REUTERS/RET)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000