logo Kompas.id
InternasionalRusia dan China Kembali Veto
Iklan

Rusia dan China Kembali Veto

Oleh
· 2 menit baca

GENEVA, SELASA — Dengan alasan melindungi Pemerintah Suriah, Selasa (28/2), Rusia menggunakan hak veto ketujuhnya untuk menolak resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang sanksi bagi Suriah atas penggunaan senjata kimia. Hal itu didukung China yang mengeluarkan hak veto keenamnya dalam urusan yang sama.Para pendukung resolusi itu, terutama pembuat draf-Perancis, Inggris, dan Amerika Serikat-kecewa atas sikap Rusia dan China tersebut. Pemerintah Perancis dan AS meminta kedua negara itu bertanggung jawab atas kekerasan yang terjadi di Suriah. Rusia beralasan, resolusi itu justru berpengaruh negatif terhadap perundingan damai Suriah antara kubu pemerintah dan oposisi untuk menyelesaikan konflik bersenjata yang telah berlangsung selama enam tahun.Jika tidak diveto, sebenarnya resolusi itu berjalan mulus. Resolusi itu didukung sembilan anggota negara Dewan Keamanan PBB. Satu-satunya negara yang menentang adalah Bolivia, sedangkan tiga anggota lainnya, Mesir, Etiopia, dan Kazakhstan, memilih bersikap abstain. Sebuah resolusi membutuhkan setidaknya sembilan dukungan, tanpa diveto oleh negara pemilik hak veto, yakni AS, Perancis, Rusia, Inggris, atau China.Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan, draf resolusi itu tidak pantas. Pilihan otoritas Rusia ini menjadi konfrontasi pertama antara Rusia dan AS di bawah kepemimpinan Presiden AS Donald Trump. Padahal, sejak dilantik awal tahun ini, Trump berniat membangun hubungan lebih erat dengan Moskwa."Untuk teman-teman saya di Rusia, resolusi ini sangat tepat," kata Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley di hadapan DK PBB seusai pelaksanaan jajak pendapat. "Sebuah hari yang menyedihkan di DK PBB saat anggotanya memaklumi negara lain membunuh warganya sendiri. Dunia jelas-jelas menjadi tempat yang semakin berbahaya."Menurut Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB Vladimir Safronkov, pernyataan yang melawan Moskwa itu cenderung kasar. Rusia menyatakan, hal itu menjadi hak Tuhan untuk menilai kebenarannya."Perbedaan pendapat atau konfrontasi bukanlah hasil dari jajak pendapat negatif. Ini adalah hasil dari fakta yang Anda putuskan di tengah provokasi, di saat Anda tahu di depan atau posisi kami," kata Safronkov.Draf resolusi itu diajukan sejumlah negara Barat sebagai respons atas investigasi PBB dan Organisasi Pencegahan Penggunaan Senjata Kimia (OPWC). Hasil pemeriksaan menunjukkan, Pemerintah Suriah bertanggung jawab terhadap tiga serangan menggunakan gas klorin. Adapun kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah menggunakan gas mustar dalam satu operasi.Dubes Inggris untuk PBB Matthew Rycroft menyatakan, lewat resolusi itulah sikap atas tindakan meracuni anak-anak ditegaskan. (REUTERS/BEN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000