Isu Lingkungan Menjadi Perhatian Bersama

Foto seorang ibu berkerudung putih sedang memamerkan hasil panen singkongnya di tengah ladang singkong ternyata menarik perhatian juri Lomba Foto Pemuda Uni Eropa dan ASEAN. Foto karya Irianto Frederico Da Lopez, mahasiswa Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan, menjadi pemenang lomba untuk tingkat Indonesia.Foto Irianto itu dipamerkan di lobi Gedung Sekretariat ASEAN, Kamis (2/3), bersama foto karya para pemenang dari negara anggota ASEAN lain dan foto-foto peserta lainnya. Hari Kamis itu, Irianto hadir di Jakarta menerima penghargaan dan hadiah dari Duta Besar Uni Eropa (UE) untuk ASEAN Francisco Fontan Pardo.Foto-foto itu menggambarkan kehidupan nyata warga ASEAN: anak-anak sedang bersekolah, nelayan melaut mencari ikan, pemandangan padang rumput dan pegunungan, dan masih banyak lagi gambar kehidupan yang tertangkap kamera para fotografer muda ASEAN itu. Penyerahan penghargaan kepada Irianto dilakukan bersamaan dengan peluncuran perayaan 40 tahun kemitraan ASEAN-UE. Dalam rangka kajian tahunan yang bertajuk "Komite Kerja Sama Gabungan (JCC)", UE dan ASEAN menandai awal tahun ini dengan berbagai acara terkait perayaan 40 tahun kemitraan dan dialog kedua organisasi kawasan tersebut. Salah satunya, memulai program-program kerja sama baru, antara lain, dua program kerja sama UE-ASEAN-pemanfaatan lahan gambut yang berkelanjutan dan mitigasi masalah asap-serta konservasi keanekaragaman hayati di ASEAN. Sekretaris Jenderal ASEAN Le Luong Minh mengatakan, dua program menyangkut pemanfaatan lahan gambut dan konservasi keanekaragaman hayati ini menunjukkan pentingnya hubungan kerja sama antara UE dan ASEAN. Program-program ini mencerminkan tujuan dan komitmen bersama yang dimiliki oleh ASEAN dan UE dalam menjaga lingkungan serta mendukung pembangunan berkelanjutan. Sementara Dubes Francisco Fontan Pardo menyatakan, perayaan 40 tahun kemitraan UE dan ASEAN ini penting karena sejauh ini kemitraan itu telah mendukung kerja sama politik, ekonomi, dan sosial yang kuat. Sepanjang 2017, berbagai acara dan aktivitas akan mewarnai perayaan kemitraan UE-ASEAN. "Hari ini saya dengan bangga menekankan beberapa aspek penting kerja sama. Kami akan memulai dua program ambisius yang bertujuan untuk melindungi kelestarian lingkungan dan mengatasi masalah perubahan iklim di ASEAN," kata Pardo. Kontribusi UEDengan dana sebesar 20 juta euro (Rp 282,7 miliar), Program Pemanfaatan Lahan Gambut dan Mitigasi Asap ASEAN (SUPA) 2016-2019 bertujuan untuk mempromosikan pemanfaatan lahan gambut yang berkelanjutan di ASEAN serta mengatasi masalah polusi asap yang kerap melanda beberapa negara di kawasan ASEAN. Hal ini dilakukan dengan tindakan kolektif, memperkuat penghidupan lokal, serta mengurangi risiko kebakaran dan asap yang ditimbulkan, di mana semua ini akan berkontribusi terhadap manajemen lingkungan di lingkup global. Program ini juga akan berperan dalam mengatasi masalah emisi dari daerah gambut yang kaya akan karbon, di samping juga konservasi ekosistem unik yang ada di lahan gambut yang merupakan habitat dari beberapa flora dan fauna langka. Program kedua yaitu Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Manajemen Wilayah Terlindung di ASEAN (BCAMP) 2016-2021, dengan dana UE sebesar 10 juta euro (Rp 171,4 miliar). Program ini untuk mengukuhkan konservasi keanekaragaman hayati dan menghasilkan bentuk manajemen yang efektif untuk wilayah-wilayah yang dilindungi di ASEAN. Program ini akan mengerahkan jejaring Taman Warisan ASEAN guna mengurangi ancaman terhadap keanekaragaman hayati. Program ini akan diterapkan di bawah koordinasi delegasi UE di Manila, Filipina, dan Pusat Keanekaragaman Hayati ASEAN di Los Banos, Filipina. (ELOK DYAH MESSWATI)