logo Kompas.id
InternasionalSarkozy Desak Fillon Segera...
Iklan

Sarkozy Desak Fillon Segera Cari Pengganti

Oleh
· 2 menit baca

PARIS, SENIN — Di tengah waktu yang semakin mendesak, mantan Presiden Perancis dari Partai Republik, Nicolas Sarkozy, mendesak kandidat presiden Republik, Francois Fillon, segera mencari pengganti. Christian Jacob disebut sebagai calon kuat.Permintaan Sarkozy disampaikan dalam pertemuan tertutup, Senin (6/3), setelah jajak pendapat menunjukkan Fillon semakin terpuruk akibat skandal korupsi. Secara resmi, info tersebut belum terkonfirmasi karena, menurut sumber, Fillon masih bersikeras untuk maju.Pertarungan kursi presiden bertambah sengit karena dua dari tiga kandidat yang maju kini tengah dihadapkan pada kasus dugaan korupsi. Fillon yang sempat menjadi calon terkuat popularitasnya semakin tergerus setelah muncul kabar dia menggaji istri dan anaknya selama bertahun-tahun.Fillon yang sempat muncul dengan citra sebagai kandidat "bersih" menyatakan tidak ada yang keliru dengan hal itu karena istri dan anaknya memang melakukan pekerjaan dengan semestinya. "Sekarang tidak ada yang menghalangi saya menjadi seorang kandidat (presiden)," katanya dalam wawancara dengan France 2, Minggu.Dengan waktu yang kurang dari 50 hari, pemilihan putaran pertama yang akan dilakukan pada 23 April menjadi semakin cair. Ribuan pendukung Fillon, Minggu, berbondong-bondong turun ke jalan, memberi semangat bagi Fillon untuk terus maju.Namun, di kubu Republik kekhawatiran menjadi pecundang semakin besar. Jajak pendapat terbaru menyebut kemungkinan Fillon tak bisa masuk putaran kedua. Jajak pendapat tersebut memunculkan nama mantan Perdana Menteri Alain Juppe sebagai kandidat paling populer menggantikan Fillon.Juppe tegas-tegas menyatakan tak akan maju. Dalam keterangan kepada pers, Senin, Juppe menyayangkan Fillon telah membuang-buang waktu meraih kesempatan menang, Jupppe menyebut Fillon keras kepala untuk terus bertahan di tengah kasus yang dihadapinya.Tak diunggulkanDugaan korupsi juga dihadapi Marine Le Pen, kandidat dari Partai Front Nasional yang tersandung dugaan penyelewengan uang bantuan Uni Eropa. Akibatnya, calon yang tak diunggulkan, Emmanuel Macron, menjadi kuda hitam. Jajak pendapat terakhir menempatkan Macron sebagai penantang utama Le Pen dalam pemilu putaran kedua, 7 Mei.Macron yang kini berusia 39 tahun menjadi alternatif yang sebelumnya kurang diperhitungkan. Memanfaatkan isu korupsi, Macron berjanji akan merampingkan parlemen dan melarang keluarga dipekerjakan. Macron merupakan kandidat independen yang cenderung ke tengah.Presiden Perancis Francois Hollande menyatakan khawatir terhadap kemungkinan Le Pen memenangi pemilu. Dalam wawancara di televisi LCI, Minggu, Hollande mengatakan, kekhawatirannya bukan sesuatu yang mengada-ada, "Perancis sadar bahwa pemilihan pada 23 April dan 7 Mei tidak hanya menetapkan nasib negara, tetapi juga masa depan Eropa," ujarnya.Le Pen yang anti asing dan anti globalisasi ini dalam kampanyenya menawarkan rakyat Perancis untuk keluar dari kelompok Uni Eropa dan juga dari zona Eropa.Euro jatuh menyusul munculnya kabar kemungkinan Le Pen berpeluang.(AFP/AP/REUTERS/RET)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000