logo Kompas.id
InternasionalKebangkitan Perempuan Arab...
Iklan

Kebangkitan Perempuan Arab Saudi

Oleh
· 3 menit baca

Hari Sabtu besok, sekelompok perempuan Arab Saudi menggelar acara yang tak biasanya dihelat di negara mereka: peringatan Hari Perempuan Internasional. Mereka ingin menggulirkan kebangkitan perempuan di Arab Saudi. Mereka tahu cara mengemas gerakan untuk menyiasati penolakan keras kelompok agama.Selama ini Arab Saudi dikenal negara paling keras menerapkan pemisahan peran di area publik berdasarkan jender. Negara itu menempati peringkat ke-141 dari 144 negara dalam Kesenjangan Jender Global 2016, laporan tahunan Forum Ekonomi Dunia yang mengukur keterlibatan perempuan di bidang ekonomi, politik, kesehatan, dan pendidikan.Namun, dalam 18 bulan terakhir berlangsung perubahan yang signifikan terkait dengan peran perempuan di Arab Saudi. Perubahan ini berjalan seiring dengan pergeseran paradigma ekonomi negara itu melalui Visi Arab Saudi 2030, yang diluncurkan pada April tahun lalu.Sebelum itu, sejak 2011 angin perubahan mulai ditiupkan (almarhum) Raja Abdullah ketika mengumumkan bahwa perempuan bisa bergabung dalam Dewan Shura, lembaga penasihat pemerintah. Secara perlahan-lahan, perempuan Arab Saudi pun kian banyak berkiprah serta bekerja di sektor ritel dan jasa layanan tertentu.Mulai tahun 2012, untuk pertama kali perempuan atlet Arab Saudi diperbolehkan tampil pada Olimpiade. Tahun lalu, otoritas olahraga Arab Saudi membentuk seksi untuk perempuan, yang diketuai Putri Reema binti Bandar al-Saud. Media Arab Saudi melaporkan, Februari lalu, Putri Reema menyatakan akan mengeluarkan lisensi bagi pusat-pusat kebugaran khusus perempuan.Tahun ini, Bursa Efek Arab Saudi untuk pertama kali menunjuk perempuan menjadi kepalanya, yakni Sarah al-Suhaimi."Ini waktu yang tepat. Kami semakin sadar soal pentingnya partisipasi perempuan dalam pekerjaan di sektor yang berbeda-beda," kata Putri Lamia binti Majed al-Saud, Sekretaris Jenderal Alwaleed Philanthropies, lembaga amal yang bergerak di bidang pemberdayaan perempuan."Kaum perempuan telah banyak membuat pencapaian dan kami sangat bangga hal itu, suatu pencapaian yang tidak diketahui komunitas di luar kami," ujarnya.Hari Sabtu (11/3), Alwaleed Philanthropies akan menggelar konferensi untuk memperingati Hari Perempuan Internasional-yang di dunia dirayakan, pada Rabu (8/3)-di Arab Saudi. Lembaga itu membuat laman dan merancang inisiatif dengan slogan "Perempuan Saudi Bisa" guna mempromosikan peran perempuan di Arab Saudi tengah berubah.Tuntutan ekonomiPara penggiat gerakan perempuan di Arab Saudi sadar, kampanye yang mereka bangun bisa menghadapi penolakan keras kelompok keagamaan. Itu sebabnya, reformasi peran perempuan yang mereka kampanyekan lebih menekankan peran penting perempuan di dunia ekonomi, bukan gerakan emansipasi.Hal itu sejalan dengan Visi Arab Saudi 2030, yang juga mendorong peningkatan keterlibatan perempuan di dunia kerja dari 22 persen menjadi 30 persen pada 2030. Tahun lalu, pengusaha terkemuka Pangeran Alwaleed bin Talal mendesak agar larangan menyetir kendaraan bagi perempuan Arab Saudi dicabut.Pencabutan larangan itu, kata Alwaleed, karena tuntutan ekonomi agar perempuan bisa bekerja. Di sisi lain, banyak keluarga juga tidak mampu menggaji sopir. "Jika perempuan hanya duduk di rumah, itu jadi beban biaya bagi keluarga dan negara," kata Salma al-Rashid, Direktur Program Masyarakat Filantropi Al Nahda untuk Perempuan."Jadi, peran besar gerakan ini (dipicu) dorongan ekonomi, tetapi juga berkat globalisasi (lewat aktivitas bepergian dan media sosial)." (AFP/REUTERS/SAM)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000