logo Kompas.id
InternasionalMalaysia Siap Berunding Pekan ...
Iklan

Malaysia Siap Berunding Pekan Depan

Oleh
· 3 menit baca

KUALA LUMPUR, SABTU — Menteri Luar Negeri Malaysia Anifah Aman, Sabtu (11/3), menyatakan Pemerintah Malaysia pekan depan akan memulai pembicaraan formal dengan Pemerintah Korea Utara. Fokus pembicaraan itu adalah tentang upaya pengembalian sembilan warga negeri jiran itu yang tertahan di Pyongyang. "Mereka menginginkan dimulainya pembicaraan. Kami tidak tahu apa yang mereka inginkan; kami perlu menyusun langkah perihal apa yang dapat kita lakukan untuk mencapai hasil terbaik," kata Anifah di Kuala Lumpur kepada media. Dia menyebutkan bahwa belum ada waktu ataupun tempat spesifik terkait pertemuan kedua pihak. Terkait pernyataan Anifah itu, hingga Sabtu malam belum ada tanggapan langsung ataupun tidak langsung dari otoritas Korut. Anifah mengatakan, otoritas Malaysia menerima aneka tawaran dari sejumlah negara untuk memediasi ketegangan diplomatis Malaysia dengan Korea Utara. Namun ditegaskannya, tidak ada negara di luar pemerintahnya dan Korut yang akan menjadi pihak ketiga atau mediator. Pekan lalu, dua dari 11 warga Malaysia yang tertahan di Korut telah meninggalkan Pyongyang. Keduanya bekerja pada Program Pangan Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (WFP) sehingga dapat keluar dari Korut menggunakan paspor PBB. Hingga kini, masih terdapat sembilan warga Malaysia tertahan di Korut, termasuk tiga anak. Enam orang dewasa itu adalah staf kementerian luar negeri Malaysia yang bekerja di kedutaan besar negeri itu di Pyongyang. Kasus pembunuhan Kim Jong Nam pada 13 Februari lalu mengancam masa depan hubungan Malaysia dan Korut. Setelah saling mengusir duta besar, mereka saling menyandera warga kedua negara. Malaysia menuduh otoritas Korut bertanggung jawab atas aksi pembunuhan itu. Sebaliknya, Korut mengkritik investigasi polisi Malaysia. Kim Jong Nam yang semasa hidupnya berada di bawah perlindungan Beijing di Makau diketahui konstan mengkritik rezim Korut. Ia dinyatakan dibunuh dengan gas saraf VX. Gas VX telah dinyatakan sebagai senjata pemusnah massal oleh PBB sejak 1991. Peristiwa pembunuhan atas Jong Nam itu terjadi hanya beberapa saat setelah dia mendarat dari pesawat di Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur. Terus berkomunikasiTerkait keberadaan warganya yang tertahan di Pyongyang, Anifah menyatakan pemerintahnya dapat dan terus melakukan komunikasi dengan mereka. Ditambahkannya, mereka juga telah ditawari dukungan dari sejumlah perwakilan negara lain di Pyongyang, termasuk dukungan dari luar Korut. Namun, tidak diungkapkan Anifah tentang respons pihak Malaysia atas hal-hal itu. Sementara itu, kepala kepolisian Malaysia memastikan bahwa korban yang tewas adalah benar Kim Jong Nam. Kenyataan itu yang disangkal otoritas Korut sejak berita itu tersebar secara global. Otoritas Malaysia juga menegaskan bahwa sejauh ini menolak merestui permintaan Korut supaya Kuala Lumpur mengembalikan jasad Jong Nam ke pihak Pyongyang. Ditegaskan Anifah bahwa pihaknya belum mendiskusikan hal itu dengan otoritas Korut, termasuk kemungkinan jasad akan dikembalikan kepada Pemerintah Korut atau kepada keluarga Jong Nam. Wakil Menteri Kesehatan Malaysia Hilmi Yahaya, seperti dikutip Bernama, menyatakan tidak ada aturan membatasi jasad seseorang dapat disimpan di rumah sakit hingga ada klaim keluarga terkait sang jasad. Jika tidak ada klaim dari keluarganya, kata Hilmi, jasad Jong Nam dapat dikebumikan di Malaysia. (AP/REUTERS/BEN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000