logo Kompas.id
InternasionalBuka Peluang Patroli ALKI...
Iklan

Buka Peluang Patroli ALKI Bersama

Oleh
René L Pattiradjawane
· 3 menit baca

Sudah tiga kali flotila Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (TPR) RRC melintas ALKI-1 (Alur Laut Komunikasi Indonesia) masuk dari utara melalui sekitar Kepulauan Natuna, ke Selat Karimata, dan ke luar melalui Selat Sunda menuju Samudra Hindia sebelah selatan Pulau Jawa. Flotila ini mengadakan beberapa latihan perang laut di sekitar Pulau Christmas, untuk waktu yang entah berapa lama.Setelah itu, TPR-AL ini masuk lagi ke ALKI-2 di Selat Lombok, Laut Flores, bergerak ke utara memasuki Selat Makassar, dan ke luar di Laut Sulu berbelok ke timur menuju ke Laut China Selatan. Flotila ini kemudian kembali ke pangkalan angkatan laut di Pulau Hainan. Pergerakan terakhir flotila ini dilaporkan kantor berita Xinhua pada 20 Februari lalu.Pergerakan serupa terjadi tahun lalu (Kompas, 1 Juni 2016), bedanya flotila melibatkan lebih banyak kapal perang RRC, ke luar dan berlayar di sisi timur Kepulauan Filipina. Pelayaran tahun ini, flotila TPR-AL terdiri dari empat kapal perang, termasuk kapal perusak yang bisa meluncurkan rudal, dan dilaporkan Xinhua latihan TPR-AL ini berhasil melakukan latihan militer dalam kondisi cuaca buruk di laut terbuka.Kita memandang, maraknya flotila TPR-AL di perairan Indonesia ini (mulai 2014, kemudian 2016, dan Februari 2017) adalah ancaman laut langsung terhadap sistem pertahanan maritim Indonesia. Para pemimpin angkatan laut di Beijing, atau setidaknya Atase Militer Kedubes RRC di Jakarta, perlu menjelaskan maksud dan tujuan flotila ini yang ke luar masuk wilayah ALKI.Seperti yang diatur oleh hukum laut internasional UNCLOS, memang tidak ada yang salah dengan pelayaran flotila TPR-AL ini karena sesuai dengan ketentuan. Dalam UNCLOS, memang diatur jenis-jenis pelayaran, termasuk di dalamnya peraturan tentang pelayaran ALKI dan kebebasan navigasi seperti yang dimaksud dalam pengertian innocent passage dan freedom passage.Ada beberapa pertanyaan. Pertama, kenapa flotila kali ini ke luar berlayar ke barat melalui Laut Sulu. Apakah ini tanda adanya kemungkinan kesepakatan TPR-AL menjajaki patroli bersama di laut tersebut yang sedang dicarikan penyelesaiannya dalam kerja sama segitiga RI-Malaysia-Filipina?Kedua, kalau pelayaran flotila ini berdalih di balik kebebasan bernavigasi, apa bedanya dengan yang selama ini dilakukan Angkatan Laut AS di Laut China Selatan? Perilaku ambiguitas Beijing jelas ingin merancukan seluruh norma dan nilai hukum laut internasional UNCLOS sekaligus tidak mencerminkan sikap bersahabat dan kerja sama seperti yang selama ini diteriakkan oleh RRC kedaulatan dan hak berdaulat di laut.Kita ingatkan kembali posisi Indonesia terkait strategi maritim regional, sistem pertahanan Indonesia tidak bergantung pada laut teritorial Indonesia an sich dalam mengantisipasi konflik luat terbuka. Indonesia mengandalkan kerja sama regional dalam menata dan mengelola persahabatan dan kerja sama maraknya lalu lintas kapal perang di kawasan ini.Ketika memimpin delegasi Indonesia di Konvensi PBB tentang Hukum Laut di Caracas, Venezuela, tahun 1974, ketua delegasi Menteri Kehakiman Mochtar Kusumaatmadja menekankan, isu kepentingan jalur laut untuk umum tidak bisa dipertanyakan alur laut internasional dari negara-negara tertentu mengikuti pertimbangan global mereka sendiri.Menurut Mochtar, ini terutama terkait jalur komunikasi laut kapal perang dan kapal selam untuk tujuan militer. Mochtar berpendapat, selain akan mengancam keamanan nasional, juga menghambat aspirasi masyarakat Asia Tenggara dalam membangun zona damai, kebebasan, dan netralitas (ZOPFAN).Untuk mengantisipasi ancaman maritim RRC jauh dari wilayah berdaulatnya terbuka peluang mengadakan patroli bersama, misalnya gugus tugas maritim bilateral ataupun multilateral di ALKI yang terancam karena ulah TPR-AL.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000