logo Kompas.id
InternasionalEropa Menentang Kampanye Turki
Iklan

Eropa Menentang Kampanye Turki

Oleh
· 2 menit baca

BERLIN, SENIN — Jerman ikut melarang Turki melakukan kampanye di negara mereka. Perdana Menteri Denmark Lars Loekke Rasmussen menunda pertemuan terjadwal dengan PM Turki Binali Yildirim. Namun, Perancis membolehkan pejabat Turki menggelar kampanye di kota Metz.Kementerian Luar Negeri Turki, Senin (13/3), memanggil duta besar Belanda untuk Turki dan menyampaikan protes resmi atas perlakuan Pemerintah Belanda terhadap dua menteri Turki yang ditolak masuk ke Belanda untuk berkampanye terkait referendum Turki, 16 April mendatang.Pemerintah Turki menyatakan, campur tangan polisi merupakan tindakan tidak pantas. Mereka juga menyatakan akan melakukan tindakan hukum terhadap pelanggaran polisi Belanda.Pemerintahan Recep Tayyip Erdogan sedang mengampanyekan referendum yang akan digelar pada 16 April. Selain di dalam negeri, Erdogan juga merencanakan kampanye di kantong-kantong tempat tinggal banyak warga Turki.Namun, rencana kampanye di Belanda dibatalkan pemerintah setempat dengan melarang kedatangan dua menteri Turki. Presiden Erdogan marah dengan kejadian itu dan menyebut Belanda negara yang melanggengkan Nazisme. Hal yang sama dia ucapkan terhadap Jerman.Cegah keteganganKanselir Jerman Angela Merkel mengatakan, dirinya akan melakukan apa saja untuk mencegah ketegangan domestik di Turki menular ke wilayah Jerman. Merkel tidak secara tegas menentang kehadiran menteri Turki untuk berkampanye.Namun, sejumlah wilayah di Jerman membatalkan rencana kampanye referendum Turki. Menteri Dalam Negeri Jerman Thomas de Maiziere mengatakan, larangan berkampanye di Jerman mempunyai landasan hukum. "Kampanye Turki tidak ada urusannya di Jerman," kata De Maiziere, Minggu.Ketegangan Turki dengan Belanda berpengaruh juga kepada Denmark. PM Denmark Lars Loekke Rasmussen mengumumkan penundaan pertemuan dengan PM Turki Binali Yildirim yang dijadwalkan 20 Maret."Dalam situasi normal, sangat senang bisa menerima PM Turki," ujar Rasmussen. Akan tetapi, katanya, Pemerintah Denmark sangat khawatir terhadap perkembangan politik di Turki. Belum jelas kapan kunjungan PM Turki akan dijadwal ulang.Di Perancis, pemerintah membolehkan kampanye di Metz setelah diyakini tidak ada ancaman keamanan. Sekretaris Kota Metz Alain Carton mengatakan, karena alasan tersebut, Pemerintah Kota Metz memberi izin kampanye kepada pejabat Turki atas nama kebebasan berkumpul.Berbeda dengan sikap di atas, dua kandidat calon presiden Perancis, Emmanuel Macron dan Francois Fillon, menentang kampanye Turki di negaranya.(AFP/AP/REUTERS/RET)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000