logo Kompas.id
InternasionalAS Cari Dukungan Asia
Iklan

AS Cari Dukungan Asia

Oleh
· 2 menit baca

WASHINGTON, SELASA — Kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Rex Tillerson ke Jepang, Korea Selatan, dan China akan fokus pada isu pertahanan keamanan untuk mencari solusi menghadapi ancaman rudal Korea Utara. Kunjungan ini bertepatan saat situasi kawasan sedang "panas".Untuk menghadapi Korea Utara, Tillerson berjanji pihaknya akan bersikap tegas karena uji coba rudal dan nuklirnya semakin mengkhawatirkan. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS Mark Toner, Selasa (14/3), menjelaskan, isu ini akan dibahas Tillerson saat bertemu Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan Menlu Jepang Fumio Kishida.Tillerson juga disebutkan akan menyinggung rudal balistik antarbenua Korut yang dapat mencapai wilayah AS atau pangkalan militer AS di Pasifik. "Terpenting membahas solusi hadapi Korut dan menjaga keamanan Semenanjung Korea," kata Toner.Pada saat bertemu PM Korsel Hwang Kyo-ahn dan Menlu Yun Byung-se, Tillerson akan mengangkat isu perkembangan pembangunan sistem pertahanan anti rudal AS, terminal high altitude defense (THAAD), di Korsel. Bagi Korsel dan AS, makin gencar ancaman Korut, pembangunan sistem ini harus makin dipercepat. Namun, protes China akan makin keras. China khawatir sistem itu akan mengancam kedaulatan wilayah dan mengganggu keamanan karena radar THAAD mampu memantau kawasan. Isu THAAD ini diperkirakan jadi isu alot yang harus dibahas Tillerson dan China sebelum Presiden China Xi Jinping ke AS, April."THAAD tak bisa ditawar lagi. China bisa memilih menerima atau memilih marah terus," kata seorang pejabat Kementerian Luar Negeri AS.Menlu China Wang Yi menuding AS dan Korut sama-sama bersalah membuat krisis kawasan makin parah. Selain THAAD, latihan militer AS dan Korsel juga dinilai membuat situasi runyam. China meminta latihan militer itu dihentikan, tetapi ditolak.Meski berbeda pandangan soal politik, hubungan bisnis diyakini tak akan terpengaruh. Ini terlihat dari komentar PM China Li Keqiang ketika ditanya prospek hubungan ekonomi kedua negara seusai Kongres Rakyat Nasional. "Apa pun perbedaan kita, kita masih bisa berunding dan kerja sama mencari solusi," ujarnya.Kunjungan Menlu AS kali ini tak diikuti rombongan wartawan. Padahal, sejak zaman Henry Kissinger era 1970-an, media selalu ikut. Kali ini hanya ada satu wartawan dari media daring konservatif, The Independent Journal Review. Situs itu juga bukan media pool yang berkewajiban menyebarkan informasi terkait dengan kunjungan Tillerson. Kementerian Luar Neger AS beralasan, Tillerson hanya menggunakan pesawat kecil. Meski begitu, disediakan akomodasi bagi media yang akan menggunakan penerbangan pesawat komersial.(REUTERS/AFP/AP/LUK)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000