VIENTIANE, SABTU – Di tengah tantangan global yang kerap diwarnai oleh konflik dan pertikaian, Indonesia terus memperkuat relasi dengan Laos. Jalinan relasi itu antara lain ditandai dengan penyelenggaraan kursus Bahasa Indonesia Angkatan ke-8 untuk warga Laos. Peserta kursus bahasa berasal dari berbagai latar belakang, seperti pelajar, pegawai swasta, pegawai negeri, tentara, dan masyarakat umum.
Kursus akan berlangsung selama 8 bulan, Maret hingga Oktober 2017, dan dilaksanakan dua kali seminggu. Pada tahun ini, kursus tersebut membuka dua tingka pembelajaran, dasar dan lanjutan.
Tim pengajar terdiri dari sejumlah guru yang dikirim ke Laos atas kerja sama Kedutaan Besar RI (KBRI) di Vientiane serta Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Selain para guru dari Indonesia, sejumlah WNI yang fasih berbahasa Laos dan sebaliknya warga Laos yang fasih berbahasa Indonesia turut membantu menjadi pengajar.
Penyelenggaraan kursus dibuka oleh Duta Besar RI Irmawan Emir Wisnandar, Jumat (17/3), di Vientiane. Dalam pernyataan pers yang diterima Kompas, Sabtu(18/3) pagi, kursus serupa digelar pertama kali pada tahun 2010.
Dalam sambutannya, Dubes Irmawan mengatakan, kursus diselenggarakan dengan dasar pemahaman bahwa bahasa merupakan unsur penting dalam pengembangan hubungan antar kedua negara. “Khususnya untuk semakin memperkenalkan kekayaan budaya dan bahasa Indonesia kepada masyarakat Laos,” papar Dubes Irmawan.
Menurut Irmawan, pada tahun ini, kedua negara akan merayakan 60 tahun hubungan bilateral Indonesia-Laos. Untuk merayakan kentalnya relasi bilateral itu, KBRI Vientiane menggelar sejumlah kegiatan yang melibatkan para alumni kursus serta komunitas lokal, yaitu Friends of Indonesia yang hingga saat ini telah mencapai lebih dari 300 orang. (*/JOS)