logo Kompas.id
InternasionalPertemuan Trump-Merkel Dinanti
Iklan

Pertemuan Trump-Merkel Dinanti

Oleh
· 2 menit baca

WASHINGTON, JUMAT — Pertemuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Kanselir Jerman Angela Merkel diharapkan bisa membantu menentukan masa depan aliansi trans-Atlantik. Kedua pemimpin tersebut juga akan berbicara hubungan dengan Rusia.Merkel yang bertolak ke Washington DC, Kamis (16/3), membawa sejumlah agenda yang akan dibicarakan dengan Trump di Gedung Putih. Merkel mengatakan, dirinya sudah siap bertemu dengan Trump. "Sudah pasti penasaran dan juga merasa senang untuk saling bertemu. Paling tidak itu dari sisi saya," ucap Merkel beberapa saat sebelum bertolak. Pemimpin Jerman ini pada Selasa lalu sudah siap di bandara ketika mendapat telepon dari Trump untuk menunda keberangkatan karena adanya badai salju.Pertemuan Trump dengan Merkel diharapkan bisa mempersempit perbedaan pandangan tentang Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Rusia, perdagangan global, dan perubahan iklim.Selama kampanye presiden dan juga setelah dilantik, Trump banyak mengkritik kepemimpinan Merkel, antara lain dengan mengatakan bahwa Merkel telah menghancurkan Jerman dengan kebijakannya yang terbuka terhadap pengungsi. Trump bahkan menuduh Jerman mengambil keuntungan paling besar dalam Uni Eropa. Beberapa kali Trump mengancam akan berpikir ulang tentang NATO karena kontribusi yang tak seimbang.Pada era Presiden Barack Obama dan juga George W Bush, hubungan AS dan Jerman sangat kuat.Mengutamakan AmerikaPresiden Trump mencanangkan kebijakan yang mengutamakan Amerika atau "America first" yang membuat dunia menanti implementasi yang akan dilakukan Washington. Jerman yang merupakan negara pengekspor terbesar AS sangat berkepentingan memastikan kebijakan yang akan diterapkan Trump setelah dia berjanji mengenakan pajak impor tinggi dan juga mengembalikan industri manufaktur ke Amerika. Nilai ekspor Jerman tahun 2016 mencapai 107 miliar euro, sebaliknya impor barang- barang AS hanya 58 miliar euro.Menteri Ekonomi Jerman Brigitte Zypries mengatakan, pihaknya siap membawa Amerika ke pengadilan jika AS menaikkan pajak impor. Hal ini disampaikannya beberapa jam sebelum keberangkatan Merkel. Zypries mengatakan, ketentuan dari Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) sudah jelas, tidak membolehkan pajak impor kendaraan lebih dari 2,5 persen. Angka ini jauh di bawah rencana yang disampaikan Trump beberapa waktu lalu, yang mengancam akan menaikkan pajak perbatasan hingga 35 persen.Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dalam pertemuan G-20 menegaskan bahwa Washington tidak berniat melakukan perang dagang dengan negara-negara maju. (AFP/AP/REUTERS/RET)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000