logo Kompas.id
InternasionalAncaman Maritim Semakin Nyata
Iklan

Ancaman Maritim Semakin Nyata

Oleh
René L Pattiradjawane
· 3 menit baca

Lingkungan strategis perairan Asia Tenggara, dari Laut China Selatan sampai Samudra Hindia, bisa diungkapkan seperti pepatah bahasa Tionghoa berbunyi, "qian pa long, hou pa hu (di depan takut naga, di belakang takut macan)". Kawasan ini mulai mencari arsitektur keamanan memadai yang disertai dengan gelar kapal perang dalam berbagai ukuran.Di satu sisi, pengembangan kekuatan angkatan laut RRC menjadi tidak terbendung dan menimbulkan berbagai macam persepsi sebagai ancaman langsung terhadapi stabilitas dan keamanan kawasan. Pada saat bersamaan, proyeksi kekuatan angkatan laut di perairan Asia Tenggara juga marak dengan keterlibatan negara-negara luar kawasan, sampai Eropa.Uji coba rudal balistik Korea Utara sebanyak empat kali bulan lalu ke Laut Jepang, tiga di antaranya mendarat di kawasan Zona Ekonomi Eksklusif Jepang, menjadi ancaman nyata pecahnya konflik. Keberhasilan Pyongyang menguji coba rudal, termasuk dari kapal selam, mengubah cara pandang banyak negara Asia ataupun Amerika Serikat, menentukan pilihan strategis keamanan menghadapi ancaman Korut.Para pemikir strategis di Tokyo mulai memikirkan upaya serangan pendahuluan (preemptive strike) terhadap Korut, sesuatu yang tidak mudah digelar karena dua kendala. Pertama, langkah Jepang ini meningkatkan kegeraman Beijing yang melihat Jepang sebagai kekuatan revisionis mengancam stabilitas dan keamanan kawasan. Kedua, hambatan konstitusional yang bisa menyebabkan terjadinya kontroversi masyarakat umum dalam politik domestik Jepang.Jepang berpotensi menjadi faktor instabilitas baru dalam menjaga keamanan dan ketertiban kawasan, khususnya di Laut China Selatan dengan potensi konflik terbuka akibat tumpang tindih klaim kedaulatan. Dukungan kuat politik domestik Jepang dan diplomasi proaktif Perdana Menteri Shinzo Abe menjadi ambisi baru Jepang di tengah tidak menentunya posisi AS menyediakan payung keamanan selama ini.Jadwal pelayaran kapal pengangkut helikopter Jepang JS Izumo sebagai kekuatan arsenal Pasukan Bela Diri Maritim Jepang, berlayar ke Laut China Selatan pada Mei mendatang akan memperkeruh suasana yang tidak menentu di lingkungan maritim Asia Tenggara. Menurut jadwal, Izumo akan berlayar menuju Singapura, Indonesia, Filipina, dan Sri Lanka, dan direncanakan ikut dalam latihan kapal perang Malabar antara India-Jepang-AS bulan Juni.Kekhawatiran atas Izumo, yang memiliki bobot mati 27.000 ton, juga disertai ancaman bentuk lain yang dilakukan angkatan laut Tentara Pembebasan Rakyat (TPR) RRC. Flotila yang terdiri dari empat kapal perang TPR-AL bulan lalu melintas bolak-balik alur laut komunikasi Indonesia (ALKI), menimbulkan kecurigaan intensitas Beijing dalam melakukan latihan kapal perang yang ketiga sejak tahun 2014.Sulit bagi Indonesia menjadi kekuatan pengimbang menghadapi lalu lalang kapal perang tidak hanya dari Asia, tetapi juga Perancis dan Inggris ke kawasan Laut China Selatan. Kekuatan armada laut TNI AL jelas tidak sanggup di tengah keterbatasan kapal perang, bahkan melalui penambahan kekuatan armada baru dari dua armada yang sudah ada.Ada desakan bagi Indonesia dan Asia Tenggara menentukan lingkungan strategis maritim seperti apa yang akan disusun, dikelola, dan dikembangkan bersama menghadapi maraknya penggelaran diplomasi kapal perang banyak negara. Dalam kelesuan globalisasi dan tidak menentunya bentuk baru perimbangan kekuatan negara-negara besar di kawasan, serta penolakan dominasi kekuatan-kekuatan maritim tertentu, strategi kelautan Indonesia perlu proyeksi ke luar yang konkret.Kehadiran kapal perang asing, kapal selam, dan pesawat tempur secara bersamaan dalam dimensi ruang regional Asia Tenggara bisa menyebabkan terjadinya kecelakaan dan insiden yang tidak diinginkan. Sejauh ini, Poros Maritim Dunia yang menjadi pedoman inti proyeksi pandangan maritim Indonesia tidak memiliki pedoman menghadapi perubahan drastis ini.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000