Penghormatan Terakhir untuk Sahabat Lama

Pagi-pagi benar, Wakil Presiden Jusuf Kalla beserta Ibu Mufidah sudah di Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (19/3). Keduanya tiba sekitar pukul 04.15, langsung masuk pesawat angkut TNI AU, dan bertolak ke Phnom Penh, Kamboja. Wapres melakukan lawatan ke Phnom Penh untuk menghadiri upacara kremasi jenazah Wakil Perdana Menteri Kamboja Sok An. Wapres yang mengenakan setelan jas dan peci hitam mengikuti seluruh proses kremasi: mengiring jenazah, mendengarkan biografi, ritual upacara keagamaan, hingga penghormatan terakhir. Selama lebih dari dua jam proses kremasi, Wapres duduk berdampingan dengan PM Hun Sen. Kalla disebut sebagai tamu kehormatan. Wakil PM Sok An meninggal di Beijing, China, Rabu lalu, dalam usia 66 tahun. Bagi Kalla, Sok An-juga Hun Sen-adalah sahabat lamanya. Sok An beberapa kali datang ke Makassar, Sulawesi Selatan, memenuhi undangan keluarga Kalla. "Walaupun dulu saat saya tak lagi menjabat wapres, saya undang ke Makassar, keduanya (Sok An dan Hun Sen) datang," ujar Kalla di kantor Kedutaan Besar RI di Phnom Penh.Saat Kalla berkunjung ke Phnom Penh untuk menerima penghargaan Royal Order of Sahametrei Grand Cross, penghargaan tertinggi bidang perdamaian dan kemanusiaan, pada September 2011, Sok An-lah yang menjemput Kalla di bandara. "Dia itu memulai karier pemerintahan dari dubes, menteri-menteri, kemudian wakil perdana menteri, hampir sama dengan saya," kata Kalla mengenang Sok An. Hubungan RI-Kamboja juga menjadi pertimbangan Kalla melayat ke Phnom Penh. Menurut Duta Besar RI untuk Kamboja Pitono Purnomo, hubungan diplomatik RI-Kamboja dirintis tahun 1955 di Konferensi Asia Afrika di Bandung. Hubungan Presiden Soekarno dengan Raja Kamboja Norodom Sihanouk juga dekat. "Dulu zaman Bung Karno juga kan dibentuk poros Jakarta-Phnom Penh-Hanoi-Peking-Pyongyang. Hubungan antara Bung Karno dan Sihanouk juga luar biasa, seperti saudara mereka," ujar Kalla. (ANITA YOSSIHARA,dari Phnom Penh, Kamboja)