logo Kompas.id
InternasionalErdogan Akan Tinjau Hubungan...
Iklan

Erdogan Akan Tinjau Hubungan dengan UE

Oleh
· 2 menit baca

ANKARA, KAMIS — Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan, Turki akan meninjau ulang hubungan politik negaranya, termasuk dalam hal penanganan migran ilegal, dengan Uni Eropa. Meskipun demikian, Ankara tetap akan menjaga hubungan ekonomi dengan semua anggota organisasi antarpemerintahan di Benua Biru itu.Dalam wawancara dengan CNN Turk, Kamis (23/3), Erdogan mengatakan, semua hal yang terkait dengan hubungan antara Turki dan Eropa akan ditinjau ulang setelah digelarnya referendum amandemen konstitusi tanggal 16 April mendatang. Jika disetujui dalam referendum, perubahan konstitusi itu bakal memperbesar kekuasaan Erdogan di Turki.Komisi Eropa sebagai badan eksekutif Uni Eropa (UE) sebelumnya menyatakan telah memanggil duta besar Turki untuk UE guna menjelaskan komentar Erdogan. Komentar itu berbunyi bahwa warga Eropa "tidak akan berjalan dengan selamat di jalan" jika meneruskan sikapnya saat ini terhadap Turki. Komisi Eropa mempertanyakan apa maksud dan tujuan Erdogan dengan pernyataan itu.Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Jerman Sigmar Gabriel dalam kunjungan ke Athena, Yunani, menyatakan, aneka saluran komunikasi antara UE dan Turki harus tetap terbuka.Belum diterimanya Turki menjadi anggota UE menempatkan Eropa dalam hubungan kikuk dengan Ankara. Alasan mengemuka yang dianggap menghalangi Turki untuk bergabung ke UE antara lain sejarah praktik perlindungan negeri itu terhadap hak asasi manusia, hubungan Turki-Siprus, dan penolakan sejumlah negara Eropa terhadap Turki sebagai negara berpenduduk mayoritas Muslim jika bergabung UE.Padahal, Turki adalah bagian integral dalam penanganan ratusan ribu migran gelap dan pengungsi Timur Tengah yang berupaya masuk ke negara-negara Eropa. Terkait dengan penanganan itu, UE memberi dana bantuan operasional senilai 3,23 miliar dollar AS kepada Ankara.Hubungan Turki-ASErdogan juga menyampaikan komentar tentang hubungan Ankara dengan Amerika Serikat. Erdogan menyatakan siap bertemu dengan Pemerintah AS, Mei mendatang. Pertemuan pemimpin kedua negara yang berkarakter populis dan tergabung dalam organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) itu bakal menjadi perhatian global.Erdogan menyatakan, masuknya Turki dalam daftar negara yang terkena aturan pelarangan membawa alat elektronik ke kabin pesawat oleh AS dan Inggris merusak kepercayaan dalam hubungan Turki-AS. Menurut dia, kesalahan itu perlu segera diperbaiki. (AFP/REUTERS/BEN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000