logo Kompas.id
InternasionalKorban Sipil Meluas, Pasukan...
Iklan

Korban Sipil Meluas, Pasukan Irak Hentikan Serangan

Oleh
· 3 menit baca

MOSUL, SABTU — Pasukan Pemerintah Irak menghentikan sementara serangan untuk merebut kota Mosul bagian barat dari milisi Negara Islam di Irak dan Suriah, Sabtu (25/3), karena banyaknya korban tewas di kalangan warga sipil. PBB menyatakan terkejut atas laporan tentang besarnya korban warga sipil dalam pertempuran di Mosul barat, 17 Maret lalu."Kami terkejut dengan korban jiwa yang memilukan ini," kata Lise Grande, Koordinator Kemanusiaan PBB di Irak. Laporan yang menyita perhatian pejabat PBB adalah insiden 17 Maret lalu yang menewaskan atau melukai puluhan warga di Distrik Al-Jadidah yang dikuasai Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS), tetapi melibatkan serangan udara pasukan Irak atau pasukan koalisi pimpinan AS. Beberapa pejabat pertahanan sipil Irak dan warga setempat mengungkapkan, banyak warga terkubur di reruntuhan bangunan yang ambruk seusai serangan udara terhadap milisi NIIS. Serangan ini memicu ledakan besar di bangunan itu. Penyebab pasti ambruknya bangunan-bangunan itu belum jelas. Seorang anggota parlemen dan dua warga setempat mengatakan, serangan udara tersebut diperkirakan menyebabkan truk milik NIIS yang penuh bahan peledak menghancurkan bangunan-bangunan di area padat penduduk distrik itu."Banyaknya jumlah korban tewas di kalangan warga sipil di Kota Tua, belum lama ini, memaksa kami menghentikan serangan untuk meninjau kembali rencana (serangan) kami," kata seorang juru bicara Kepolisian Federal Irak, Sabtu. Laporan soal jumlah korban jiwa di kalangan warga sipil muncul dalam beberapa versi. Kepala Pertahanan Sipil Irak Brigadir Mohammed al-Jawari kepada pers, Kamis lalu, menyebutkan, tim evakuasi mengangkat 40 jenazah dari reruntuhan gedung.Namun, Muna, warga yang selamat, menuturkan kepada BBC, ratusan jenazah masih terkubur di reruntuhan bangunan. Ia sendiri mengatakan kehilangan sembilan anggota keluarganya.DiselidikiWarga lain yang lolos dan keluar dari Mosul barat mengatakan, serangan udara pasukan Irak atau pasukan koalisi pimpinan AS menghancurkan banyak bangunan dan menewaskan warga sipil dalam beberapa kasus.Pejabat koalisi pimpinan AS di Irak, dikutip koran New York Times, Jumat, menyatakan, pihaknya sedang menggelar penyelidikan laporan yang menyebut kemungkinan 200 warga sipil tewas dalam serangan udara koalisi AS di Mosul belum lama ini.Menurut Organisasi Pemantau Hak Asasi Manusia Irak, sejak serangan ke Mosul barat pada 19 Februari lalu, laporan yang belum terkonfirmasi menyebutkan, hampir 700 warga sipil tewas akibat tindakan pasukan Pemerintah Irak, serangan udara pasukan koalisi, dan aksi NIIS.Serangan pasukan Irak dengan dukungan AS untuk mengusir milisi NIIS dari Mosul saat ini telah memasuki bulan keenam. Pasukan Irak telah merebut kota Mosul bagian timur dan separuh kota Mosul bagian barat.Dalam dua pekan terakhir, laju mereka terhambat saat memasuki wilayah dengan jalan-jalan dan gang sempit di Kota Tua. Di area ini terdapat Masjid Al-Nuri tempat Pemimpin NIIS Abu Bakar al-Baghdadi mendeklarasikan kekhalifahan tahun 2014."Kami harus memastikan, mengusir Daesh (NIIS) dari Kota Tua tidak akan memakan korban warga sipil yang besar. Kami perlu operasi-operasi dengan akurasi tinggi dalam menarget teroris tanpa menimbulkan dampak bagi warga," tutur seorang juru bicara Kepolisian Federal Irak. Pernyataan militer Irak yang dilansir koran milik pemerintah, Al-Sabah, mengatakan, operasi ke depan akan dijalankan pasukan darat yang sudah sangat terlatih menjalani pertempuran kota. Badan kemanusiaan menyebutkan, sekitar 600.000 warga sipil masih bertahan di Mosul barat. (AFP/REUTERS/SAM)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000