logo Kompas.id
InternasionalAS-Turki Perkuat Kerja Sama
Iklan

AS-Turki Perkuat Kerja Sama

Oleh
· 2 menit baca

ANKARA, KAMIS — Di tengah adanya sejumlah perbedaan, Turki dan Amerika Serikat berupaya memperkuat kerja sama. Hal itu ditegaskan dalam pertemuan antara Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson dan Perdana Menteri Turki Binali Yildirim, Kamis (30/3), di Ankara, Turki. Dalam sebuah pernyataan, Kantor Perdana Menteri Yildirim mengatakan, kedua negara sepakat memperkuat kerja sama regional.Dalam pertemuan, mereka membahas koordinasi upaya-upaya memerangi kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS). Seusai bertemu dengan Yildirim, Tillerson bertemu dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Kepada Erdogan, terkait dengan relasi AS dan kawasan Timur Tengah, Tillerson menegaskan bahwa Turki memainkan peran penting dalam bidang keamanan dan ekonomi.Di dua pertemuan itu, para pejabat sama sekali tidak membicarakan atau membahas perbedaan sikap atas pasukan Kurdi. Bagi Turki, Kurdi dianggap sebagai pemberontak, sedangkan bagi AS, Kurdi merupakan mitra memerangi NIIS, terutama saat merebut Raqqa.Dalam operasi militer di Raqqa, Turki menekan AS untuk mendepak pejuang Kurdi dari koalisi. Bagi mereka, kekuatan bersenjata Kurdi yang tergabung dalam Unit Perlindungan Rakyat (YPG) diposisikan sebagai kelompok teroris yang selalu mengancam keamanan Turki.Sebelumnya, pada Rabu lalu, Yildirim mengatakan, relasi AS dan Kurdi berpotensi merusak hubungan antara Washington dan Ankara. Namun, dalam pertemuan Kamis pagi, sebagaimana disebutkan, persoalan tersebut tidak dibahas.Perisai Efrat berakhirPada Rabu silam, Yildirim juga mengumumkan bahwa Operasi Perisai Efrat telah berakhir. "Turki sudah kembali dari Suriah. Hidup ini normal lagi. Semuanya terkendali," ujar Yildirim pada saluran berita Turki, NTV."Perisai Efrat telah berakhir. Jika ada kebutuhan, operasi baru akan memiliki nama baru," ujar Yildirim. Namun, Yildirim tidak menjelaskan secara rinci apakah Turki akan menarik pasukan mereka dari Suriah.Operasi Efrat mulai digelar pada Agustus 2016. Operasi militer ambisius itu digelar untuk mengeliminasi NIIS dan milisi Kurdi. Dalam operasi ini, Turki didukung sejumlah kelompok pemberontak Suriah. Mereka berhasil menangkap anggota NIIS dan merebut kota-kota yang sebelumnya diduduki oleh kelompok teror itu.Beberapa kota yang berhasil direbut oleh Turki dari tangan NIIS antara lain Jarabulus, Al-Rai, Dabiq, dan Al-Bab. Dalam pertempuran di Al-Bab, Turki dikabarkan kehilangan banyak tentara.Kota tersebut merupakan salah satu kota strategis yang hanya berjarak 25 kilometer dari perbatasan Turki. Al-Bab juga menjadi benteng terakhir kelompok NIIS. (AP/AFP/Reuters/JOS)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000