logo Kompas.id
InternasionalLempar Gas, Sembunyi Tangan
Iklan

Lempar Gas, Sembunyi Tangan

Oleh
· 2 menit baca

Ribuan warga sipil menjadi korban keganasan senjata kimia yang sudah digunakan sejak awal perang saudara di Suriah. Gerilyawan Suriah dan aktivis kelompok oposisi menuding pasukan pro pemerintah menggunakan senjata kimia dan bom yang sering kali mengandung gas klorin.Akibat serangan senjata kimia, Selasa (4/4), sedikitnya 72 orang tewas di Provinsi Idlib, Suriah barat laut. Tim dokter menduga serangan itu menggunakan gas saraf. Indikasi ini terlihat dari korban kejang-kejang, mati lemas, mulut berbusa, dan pupil mata mengecil.Sejumlah saksi menduga serangan itu dilancarkan oleh pesawat jet Rusia atau-kalau tidak-oleh Sukhoi milik Suriah. Namun, baik Suriah maupun Rusia membantah tuduhan itu.Hasil penyelidikan PBB pada serangan gas di kota Khan al-Assal, Suriah utara, yang menewaskan 26 orang pada 19 Maret 2013 menunjukkan bukti penggunaan gas saraf sarin.Bukan kali itu saja. Pada 21 Agustus 2013, hal serupa terulang di ibu kota Suriah, menyebabkan ratusan orang lemas hingga tewas akibat serangan senjata kimia. Penyelidik PBB menyimpulkan, rudal yang mengandung sarin diluncurkan ke arah permukiman saat para penghuninya lelap tidur. Amerika Serikat dan negara lain menuduh Suriah bersalah. Hanya Suriah di antara aktor dalam konflik itu yang diketahui menyimpan gas sarin.Pada 31 Agustus 2013, Presiden AS Barack Obama pernah meminta otorisasi kongres untuk menyerang Suriah, tetapi serangan batal digelar. Dewan Keamanan PBB lalu meminta Suriah menghancurkan stok senjata kimia. Jika Suriah tetap tidak mau, DK PBB mengancam akan memakai kekuatan militer.Suriah menandatangani Konvensi Senjata Kimia, 14 Oktober 2013. Suriah dilarang memproduksi, menyimpan, dan menggunakan senjata kimia. Pada 23 Juni 2014, Organisasi Larangan Senjata Kimia mengaku sudah menyita semua senjata kimia Suriah. Namun, oposisi Suriah yakin, tak semua stok diserahkan.Upaya PBB menindak tegas Suriah dengan sanksi terhambat oleh Rusia dan China yang memveto resolusi DK PBB. (AP/LUK)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000