logo Kompas.id
InternasionalSwedia Serukan Persatuan
Iklan

Swedia Serukan Persatuan

Oleh
· 3 menit baca

STOCKHOLM, MINGGU — Di tengah perasaan terguncang akibat serangan teror yang menewaskan empat orang, para pemimpin dan rakyat Swedia menyerukan semangat persatuan dan toleransi. Seorang pria Uzbekistan yang diduga menjadi pengemudi truk maut telah ditahan.Ribuan orang pada Minggu (9/4) malam berkumpul di pusat kota Swedia untuk menyatakan dukacita dan solidaritas terhadap para korban serangan teror. Ajakan yang dimobilisasi warga sipil melalui Facebook ini sekaligus menjadi respons warga untuk melawan terorisme.Perdana Menteri Swedia Stefan Lofven mengumumkan ajakan mengheningkan cipta selama satu menit pada Senin siang untuk menghormati para korban teror."Hari ini seluruh Swedia berduka, tetapi kita akan melewati ini bersama-sama. Kita semua marah atas apa yang terjadi, tetapi kita harus menyalurkan kemarahan ini dengan konstruktif. Kita adalah masyarakat demokratis yang terbuka dan akan tetap seperti itu," kata Lofven.Raja Swedia Carl Gustaf yang mempersingkat kunjungan di Brasil menyatakan, Swedia akan selalu menjadi negara yang aman dan damai. "Mereka yang ingin memberikan pertolongan jauh lebih banyak ketimbang jumlah mereka yang ingin mencelakakan kita," kata Raja Carl Gustaf.Otoritas keamanan Swedia telah menahan seorang pria Uzbekistan berusia 39 tahun yang diduga sebagai pengemudi truk berkecepatan tinggi yang sengaja ditabrakkan ke kerumunan orang yang memadati kawasan pertokoan di pusat kota Stockholm, Jumat malam. Empat orang tewas dalam kejadian itu dan sedikitnya 15 orang menderita luka-luka, termasuk anak-anak.Informasi mengenai pria itu, menurut intelijen Swedia, sudah diterima sejak setahun lalu. Namun, tak ada tanda-tanda bahwa ia memiliki kaitan dengan kelompok ekstremis dan selama ini berada di "pinggiran" informasi intelijen.Sampai saat ini belum ada pihak yang mengklaim aksi itu. Serangan dengan metode serupa sebelumnya terjadi di Nice (Perancis), Berlin (Jerman), dan London (Inggris), dan diklaim oleh kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah.Ini merupakan aksi ketiga di Eropa dalam dua pekan terakhir. Serangan di London, 27 Maret, menewaskan lima orang; dan serangan bom di stasiun metro di St Petersburg, Rusia, pada 3 April menewaskan 14 orang.ImigranSelama puluhan tahun, Swedia merupakan salah satu negara yang paling "murah hati" terhadap imigran. Namun, kekhawatiran mulai muncul ketika perang di Suriah berkobar dan sekitar 160.000 migran mayori-tas asal Suriah meminta suaka.Banjir migran membuat dukungan terhadap partai ekstrem kanan Swedia, Partai Demokrat, yang xenofobia meningkat. "Kami telah mengingatkan tentang kemungkinan aksi teror semacam ini. Namun, kami tidak mau memanfaatkan tragedi ini untuk kepentingan politik," kata Julia Kronlid dari Partai Demokrat.Norwegia siagaSelang satu hari setelah aksi teror di Swedia, bahan peledak ditemukan di jalan di luar stasiun kereta bawah tanah di Oslo, Norwegia. Otoritas keamanan menyatakan, bahan peledak itu sudah "dinetralisasi" dan orang yang dicurigai telah ditangkap. Namun, polisi belum memberikan informasi lebih rinci mengenai kejadian ini.Otoritas Norwegia pun meningkatkan kesiagaan. Pihak keamanan menyisir seluruh kawasan tempat peledak ditemukan, menutup restoran, dan meminta penghuni tidak keluar rumah.Bahan peledak itu ditemukan kurang dari 1 kilometer dari bangunan yang pada 2011 diledakkan aktivis ekstrem kanan Anders Breivik. Ia kemudian menembaki kamp pemuda partai pekerja, menewaskan total 77 orang. (AP/AFP/REUTERS/MYR)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000