logo Kompas.id
InternasionalRetorika Kampanye Satu Per...
Iklan

Retorika Kampanye Satu Per Satu Pudar

Oleh
· 2 menit baca

Hingga hari ini Donald Trump belum genap 100 hari dilantik menjadi presiden. Banyak janji dan retorika kampanye Trump yang cukup mengejutkan saat pemilihan presiden. "Satu per satu janji akan kita tunaikan. Tentang perbatasan, energi, lapangan pekerjaan, dan regulasi," begitu kicau Trump dalam akun Twitternya, Rabu. "Perubahan besar akan terjadi!"Bak masih suasana kampanye, Trump memang selalu demikian. Bahkan meski sudah menang, dia berkali-kali masih juga menyinggung mantan pesaingnya, Hillary Clinton. Belakangan malah masih menyalah-nyalahkan Presiden Barack Obama.Yang menarik, sejumlah retorika yang pernah dia sampaikan satu demi satu berubah. Trump di satu sisi memang membanggakan diri sebagai orang fleksibel, memutus apa yang pernah disampaikan di masa lalu. NATO hingga militerKetika menjadi kandidat presiden, Trump mengkritik keras Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), bahkan menjulukinya sebagai organisasi usang. Trump mengkritik NATO tidak fokus memberantas ancaman terorisme dan mempersoalkan kontribusi iuran anggota-anggota NATO. Belakangan Trump berbicara baik tentang NATO. "Saya dulu bilang usang, sekarang tidak lagi usang," kata Trump dalam jumpa pers, Rabu, setelah bertemu dengan Sekjen NATO Jens Stoltenberg di Gedung Oval. Dalam hubungan dengan Vladimir Putin, Trump dalam jumpa pers hari itu mengatakan, "Saya tidak mengenal Putin." Pernyataan ini berbeda dengan yang pernah disampaikan pada debat pemilihan pendahuluan November 2015. Di situ Trump mengaku mengenal Putin dengan baik karena keduanya pernah wawancara bareng dalam program 60 Minutes. Dan, sebelumnya Trump juga menyatakan pernah bertemu. Orang pasti juga masih ingat ketika Trump mencela militer AS sebagai "hancur-hancuran". Kritik itu kini berubah menjadi pujian setinggi langit. Dalam wawancara dengan Fox Business Network yang ditayangkan Rabu, Trump berbicara tentang kekuatan militer AS, dengan segala kehebatannya. Dia memuji teknologi dan perlengkapan militer yang tak ada tandingannya di dunia. Padahal, hanya beberapa bulan lalu, Trump mengatakan sebaliknya dalam kesempatan kampanye di mana-mana. Buat Trump, agaknya antara retorika dan pelaksanaan adalah dua hal yang berbeda. Trump pernah mengkritik Gubernur Bank Sentral Janet Yellen yang menahan tingkat bunga pinjaman demi memenangkan pesaingnya, Hillary Clinton. Trump ketika itu menyebut Bank Sentral "lebih berpolitik dibanding Menlu Hillary". Belakangan dia mengatakan, "Saya menyukainya, saya respek." Dan Trump menyatakan kemungkinannya untuk mencalonkan Yellen lagi. (AP/RET)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000