logo Kompas.id
Internasional94 Anggota NIIS Tewas Dihantam...
Iklan

94 Anggota NIIS Tewas Dihantam "Ibu dari Segala Bom"

Oleh
· 3 menit baca

KABUL, SABTU — Sebanyak 94 milisi radikal Negara Islam di Irak dan Suriah dipastikan tewas dalam serangan bom terbesar Amerika Serikat di Provinsi Nangarhar, Afganistan. Konfirmasi tentang jumlah korban ini didapat dari pejabat Distrik Achin, Provinsi Nangarhar, Afganistan. Militer AS menjatuhkan bom GBU-43/B Massive Ordnance Air Blast (MOAB) ke kompleks goa dan sistem terowongan persembunyian milisi NIIS pada Kamis lalu. Bom yang dijuluki "Ibu dari Segala Bom" itu merupakan bom non-nuklir terbesar yang pernah ditembakkan dalam pertempuran, menurut juru bicara Angkatan Udara AS, Kolonel Pat Ryder. Juru bicara Kantor Gubernur Nangarhar, Ataulah Khogyani, Sabtu (15/4), menjelaskan, jumlah milisi NIIS yang tewas terus meningkat dari sebelumnya tercatat 36 orang pada Jumat. Pejabat Kementerian Pertahanan Afganistan mengatakan, angka korban akan terus diperbarui setelah mereka meninjau lokasi. Sebelumnya, laman BBC mendapat konfirmasi jumlah korban tewas 90 orang dari Ismail Shinwary, Gubernur Provinsi Nangarhar. Sejauh ini, kelompok NIIS mengklaim tidak ada satu pun anggota mereka yang menjadi korban serangan bom MOAB tersebut. Menurut Shinwary, tidak ada kaum sipil yang menjadi korban serangan bom AS tersebut. Meski demikian, seorang penduduk yang tinggal berdekatan dengan jatuhnya bom mengatakan, sejumlah bangunan rumah hancur akibat ledakan bom MOAB tersebut. MOAB dijatuhkan dari pesawat transpor militer MC-130. Bom yang hanya diproduksi 15 unit ini untuk pertama kalinya digunakan dalam pertempuran oleh militer AS. Saat NIIS mengumumkan eksistensinya di Khorasan-nama kuno untuk Afganistan dan sekitarnya-pada Januari 2015, itulah untuk pertama kalinya kelompok radikal tersebut secara resmi melebarkan sayap di luar wilayah Arab. "Musuh telah membangun bungker, terowongan, dan memperluas ladang ranjau. Dan, bom ini digunakan untuk mengurangi berbagai hambatan tersebut sehingga kami bisa meneruskan pertempuran di wilayah selatan Nangarhar," ujar Jenderal John Nicholson, komandan militer AS paling senior di Afganistan. Serangan militer AS ini mendapat sokongan dari Pemerintah Afganistan, tetapi tetap mendapat kecaman. Mantan Presiden Afganistan Hamid Karzai mengatakan, serangan tersebut sangat brutal dan tidak berperikemanusiaan. Presiden Afganistan Ashraf Ghani Jumat lalu mengatakan, pihaknya telah melakukan koordinasi sangat ketat dengan militer AS sebelum melakukan serangan. Tujuannya untuk meminimalkan jatuhnya korban rakyat sipil. Washington memperkirakan, sedikitnya 600 milisi NIIS berada di Afganistan dan sebagian besar berada di Provinsi Nangarhar yang berbatasan dengan Pakistan. Militer AS berkonsentrasi menghadapi milisi NIIS di wilayah ini sembari menyokong militer Afganistan memerangi kelompok radikal lainnya, yaitu Taliban. Saat ini AS menempatkan lebih dari 8.000 anggota militernya di Afganistan untuk melatih tentara Afganistan dan melakukan operasi kontra terorisme. Di Provinsi Helmand, kelompok NIIS menyerang pengguna jalan menggunakan ranjau dan menyebabkan 11 warga sipil tewas pada Jumat, menurut juru bicara Kantor Gubernur Helmand, Omar Zwak. "Semua korban adalah warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak," kata Zwak. Seorang warga lainnya terluka saat sebuah bom meledak di Lashkar Gah, ibu kota Provinsi Helmand, tambah Zwak. (AP/joy)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000