logo Kompas.id
InternasionalSekularisme dalam Kemalisme
Iklan

Sekularisme dalam Kemalisme

Oleh
Trias Kuncahyono
· 4 menit baca

Kesultanan Ottoman menjadi salah satu kekuatan global utama sejak didirikan dinasti ini tahun 1299 oleh Osman I, dan berakhir lebih dari enam abad kemudian. Setelah Perang Dunia I, yang akibatnya antara lain kesultanan dibagi menjadi entitas kecil-kecil, Republik Turki menjadi negara penerus resmi. Transisi dari Kesultanan Ottoman ke Republik Turki termasuk reorganisasi politik menurut prinsip-prinsip yang benar-benar berbeda: Turki menjadi sebuah nation-state mengikuti model Barat. Adalah Mustafa Kemal Ataturk (1881-1938) yang memainkan peran penting dalam Revolusi Turki (1918-1927) dan dalam menciptakan identitas nasional Turki.Revolusi Turki, yang menghasilkan Republik Turki, tidak bisa dipisahkan dengan Mustafa Kemal Ataturk. Melalui ideologi nasionalis dan reformasi politik modern, Mustafa Kemal Ataturk dapat mempertahankan independensi Turki dari pemerintahan langsung negara-negara Barat. Hal itu dilakukan dengan mempersatukan mayoritas Muslim dan keberhasilan memimpin mereka dari 1919 hingga 1922 dalam menyingkirkan pasukan pendudukan.Revolusi Turki sering disebut sebagai Revolusi Kemalis atau Revolusi Ataturk (Sina AKSIN: 2014). Revolusi Turki dimaksudkan untuk mendekonstruksi rezim kesultanan lama dan membangun sebuah nation-state (negara bangsa) baru. Nasionalisasi dan modernisasi menjadi sasaran utama Kemalis yang berkeinginan menggantikan struktur sosial lama dengan struktur sosial kontemporer yang sama dengan negara-negara Eropa (Gulce Tarhan: 2001).Kaum Kemalis memiliki pandangan linear terhadap sejarah Eropa, terutama sejarah Perancis, yang mereka yakini bahwa Turki harus mempelajarinya (Feroz Ahmad: 1993). Mereka ingin mendirikan sebuah laikik nation state (negara-bangsa sekularisme) lewat revolusi top-down yang dipimpin oleh para elite negara. Seperti kaum Jacobin di Revolusi Perancis, gagasan-gagasan mereka dicirikan oleh anti klerikalisme, rasionalisme, elitisme intelektual, dan nasionalisme. Sama dengan Perancis, ancient regime di Turki "didasarkan pada perkawinan antara monarki lama dan hegemoni religius yang dirasakan oleh elite sebagai rintangan terhadap rezim republik baru" (Ahmet T Kuru: 2009).Menurut Ahmet T Kuru, Revolusi Turki diselesaikan dalam dua panggung besar. Pertama, yang berlangsung dari awal Perang Kemerdekaan Turki tahun 1918 sampai dengan penghapusan kekhalifahan pada Maret 1924, ditegaskan terutama oleh transisi politik dan formal. Perubahan konstitusional fundamental terjadi dalam bentuk penghapusan pertama kesultanan dan dua tahun kemudian kekhalifahan, proklamasi republik, dan konstitusi baru. Tahap pertama ini tujuan utamanya adalah sekularisasi politik.Tahap kedua, terjadi antara tahun 1924 dan 1927, secara sim-bolik diakhiri dengan pidato terkenal Ataturk, "Nutuk". Dalam pidatonya, Ataturk mengungkapkan "garis besar otoritatif sejarah resmi dan ideologi revolusi", (Hakan Yilmaz: 2008) yakni, Kemalisme. Ketika republik sudah berdiri, fokus reformasi bergeser pada upaya mengintensifkan perubahan sosial dan kultural yang mencapai jangkauan lebih luas.Kemalisme adalah sebuah gerakan pencerahan. Lewat pencerahan ini, Ataturk mengajak generasi muda Turki memiliki gagasan bebas, kesadaran bebas, dan pengetahuan bebas (Sina AKSIN: 2014). Formula tiga kebebasan itu diadopsi Ataturk dari penyair kondang Tevfik Fikret (1867-1915) yang dikenal sebagai pendiri mazhab puisi modern Turki. Suat Sinanoglu mendefinisikan aspek filosofis Kemalisme sebagai "kebebasan pikiran yang tak terbatas". Bedia Akarsu dan Macit Gokberk juga mendefinisikan Kemalisme sebagai gerakan pencerahan (Bedia Akarsu: 1960).Terma Kemalis adalah menunjuk pada faksi tertentu yang muncul dari blok kaum Nasionalis Turki selama Perang Kemerdekaan (Erik J Zürcher: 2010). Beroperasi di bawah kepemimpinan Mustafa Kemal Ataturk, para ideolog, tentara, dan birokrat menyebut diri mereka sendiri sebagai Kemalis. Gerakan Kemalis menekankan pada aspek Turki sebagai negara Eropa. Itulah yang membedakan Kemalis dengan Islamis Turki. Yang kedua, Islamis Turki menekankan aspek Turki sebagai negara Islam dan Timur Tengah. Sikap kaum Kemalis terhadap etnis Kurdi, misalnya, juga sangat jelas, yakni menentang bangsa dan bahasa Kurdi.Roh revolusi adalah ideologi Kemalisme yang dikenal dengan nama "six arrows of Kemalism": Republikanisme, Nasionalisme, Populisme, Statisme, Sekularisme, dan Revolusionisme (Türkkaya ATAÖV: 2007). Kecuali republikanisme, semua prinsip tersebut memiliki akar Ottoman, tidak dalam bentuk doktrin atau prinsip, tetapi sebagai sifat khas dari proses modernisasi, dan sebagai bagian dari pemerintahan Ottoman Turkiisme (Paul Dumont: 1984). Visinya adalah mengubah Turki Ottoman, yang dipandang sebagai "sick man of Europe" saat itu, menjadi negara Turki yang berdaulat, demokratik, percaya diri, sekuler, dan modern. Visi ini adalah sebuah panggilan untuk melakukan revolusi total yang mencakup perubahan politik, sosial, dan teknologi. Mustafa Kemal Ataturk mengetahui bahwa perang kemerdekaan adalah langkah pertama untuk mewujudkan visi tersebut (M.N. Byrne, APS: 2003). (Bersambung)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000