logo Kompas.id
InternasionalTrump Tinjau Ulang Pencabutan ...
Iklan

Trump Tinjau Ulang Pencabutan Sanksi

Oleh
· 2 menit baca

WASHINGTON, SELASA — Salah satu bagian dari kesepakatan nuklir Iran, yang merupakan pencapaian Amerika Serikat pada era Presiden Barack Obama, akan dievaluasi oleh Presiden AS Donald Trump. Pemerintahan yang belum genap berusia setahun ini ingin menilai apakah pencabutan sanksi atas Iran sungguh sesuai dengan kepentingan keamanan nasional AS.Kesepakatan nuklir Iran dicapai pada 2015. Lewat negosiasi panjang, rumit, dan melelahkan, sanksi ekonomi atas Iran dicabut dengan syarat Teheran membuka pintu lebar-lebar bagi tim khusus internasional untuk memeriksa secara langsung pusat nuklir mereka. Kesepakatan ini memastikan Iran tak akan mengembangkan nuklir untuk keperluan senjata minimal selama 10 tahun mendatang.Proses negosiasi nuklir menempatkan Iran duduk semeja dengan negara-negara utama di dunia. Selain AS, negara yang bernegosiasi langsung dengan Iran ialah Perancis, Inggris, Rusia, China, dan Jerman.MematuhiDalam surat kepada Ketua DPR AS Paul Ryan pada Selasa (18/4), Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson menyatakan, sejauh ini Iran mematuhi dengan baik kesepakatan nuklir. Namun, bagaimanapun, pemerintahan Trump tetap prihatin dengan peran Iran yang tidak bergeser sebagai pendukung terorisme."Iran tetap merupakan negara utama pendukung teror lewat berbagai bentuk dan metode," tulis Tillerson dalam surat kepada Ryan.Karena itu, menurut Tillerson, Presiden Trump memerintahkan sebuah forum lintas departemen yang dipimpin oleh Dewan Keamanan Nasional untuk meninjau ulang kesepakatan nuklir tersebut. Peninjauan difokuskan pada apakah pencabutan sanksi atas Iran-sebagai timbal balik kesediaan Teheran untuk mengakhiri program nuklir-berkesesuaian dengan kepentingan keamanan nasional AS.Keterangan bahwa Iran memenuhi kesepakatan nuklir harus diserahkan Pemerintah AS kepada Kongres setiap 90 hari. "Sertifikasi kepatuhan Iran" ini adalah yang pertama diberikan oleh pemerintahan Trump. Tenggat waktu sertifikasi jatuh pada Selasa tengah malam.Saat masih menjadi kandidat presiden, Trump mengkritik keras kesepakatan nuklir Iran. Akan tetapi, ia menawarkan solusi yang dinilai saling berlawanan, yakni apakah mencampakkan kesepakatan itu, memodifikasinya, atau mempertahankannya dengan upaya penegakan komitmen yang lebih keras.Sikap pemerintahan Trump dalam surat kepada Ketua DPR AS menunjukkan Washington setuju dengan temuan Badan Energi Atom Internasional bahwa Iran patuh terhadap kesepakatan. Namun, Trump tampak berusaha menemukan cara lain untuk meningkatkan tekanan terhadap pemerintahan Iran.Isu terorisme tidak masuk dalam kesepakatan nuklir. Jika menghidupkan kembali sanksi ekonomi atas Iran berdasarkan tuduhan mendukung terorisme, AS melanggar kesepakatan itu. Situasi ini dapat membuat Iran mengaktifkan lagi program nuklir yang dicemaskan beberapa negara. (afp/ap/reuters/ato)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000