logo Kompas.id
InternasionalPengamanan Maksimum Pasca...
Iklan

Pengamanan Maksimum Pasca Teror di Paris

Oleh
· 3 menit baca

PARIS, JUMAT — Pihak keamanan Perancis melakukan mobilisasi keamanan besar-besaran untuk mengamankan pemilihan umum presiden putaran pertama, Minggu (23/4), menyusul aksi teror di pusat kota Paris pada Kamis malam yang menewaskan seorang polisi. Kelompok teroris Negara Islam di Irak dan Suriah mengklaim serangan tersebut.Setelah pertemuan darurat para pejabat tinggi pada Jumat pagi, Pemerintah Perancis mengerahkan kekuatan maksimum pasukan keamanan, termasuk pasukan elite dan 50.000 polisi. Serangan terjadi saat Perancis masih menerapkan status dalam keadaan darurat pasca serangan teror sepanjang 2016.Menurut Perdana Menteri Bernard Cazeneuve, seluruh kekuatan akan dikerahkan untuk melindungi warga Perancis memberikan hak suara pada pemilu putaran pertama, 23 April, dan putaran kedua, 7 Mei. "Pemerintah telah melakukan mobilisasi. Proses demokrasi yang fundamental di negara ini harus berlangsung, tak ada yang bisa menghalangi. Jangan sampai kita takut intimidasi, karena itulah tujuan musuh," kata Cazeneuve. Aksi teror terjadi di kawasan elite Champs-Elysees ketika seorang pria menembakkan senjata mesin ke kendaraan polisi, menyebabkan seorang polisi tewas dan dua polisi luka berat. Pria itu kemudian tewas dalam baku tembak. Tidak ada wisatawan yang terluka meski kawasan Champs-Elysees dipenuhi wisatawan pada malam itu. Sekitar satu jam kemudian, kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) menyatakan bertanggung jawab atas serangan itu. Pernyataan NIIS diunggah di kantor berita Amaq. Disebutkan, pelaku penembakan adalah Abu Yusuf al-Beljiki, warga Belgia. Polisi telah menggeledah sebuah rumah di pinggir kota Paris yang diduga terkait dengan serangan itu. Pemilik rumah adalah Karim Cheurfi (39) yang memiliki catatan kriminal. Menurut Le Parisien, Cheurfi pernah menyerang polisi pada 2001. Amunisi Le PenMasih belum diketahui apakah serangan itu berdampak langsung terhadap peluang para kandidat. Namun, kandidat dari partai ekstrem kanan, Marine Le Pen, menjadikan aksi itu sebagai amunisi untuk kampanyenya. "Saat ini kaum fundamentalis telah menyatakan perang dan langkah yang dilakukan untuk menanggulangi risiko tidak cukup," kata Le Pen kepada radio RFI.Namun, Emmanuel Macron menyatakan, urusan keamanan tak sesederhana yang dikatakan Le Pen. "Lagi-lagi Le Pen menyatakan bahwa serangan tertentu bisa dihindari jika ia memimpin. Menihilkan risiko itu mustahil. Mereka yang pura-pura tidak tahu adalah pembohong," kata Macron. Jajak pendapat yang dikeluarkan Elabe memprediksi Macron dan Le Pen masuk ke putaran kedua, dengan perkiraan Macron menjadi pemenang. Namun, Presiden AS Donald Trump yang pandangannya "satu aliran" dengan Le Pen dalam Twitter-nya mengatakan, "Serangan teroris ini akan berdampak besar pada pemilu presiden (Perancis)." (AP/AFP/REUTERS/MYR)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000