logo Kompas.id
InternasionalIndonesia Tegaskan Stabilitas
Iklan

Indonesia Tegaskan Stabilitas

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Ketika situasi kawasan tengah menghangat, Indonesia mendorong setiap negara memperkokoh perdamaian dan stabilitas. Pesan itu secara khusus ditujukan kepada negara-negara anggota ASEAN, yang akan menggelar pertemuan tingkat tinggi, 26-29 Mei, di Manila.Dalam jumpa pers yang digelar hari Selasa (25/4) di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kemenlu Jose Tavares mengatakan, saat ini dunia tengah menghadapi relasi yang sangat cair dan dipenuhi ketidakpastian. Kondisi geopolitik dan geo-ekonomi yang tidak menentu membuat situasi yang dipenuhi ketidakpastian itu semakin dinamis.Menyikapi itu, dalam KTT Ke-30 ASEAN di Manila, Filipina, Presiden Joko Widodo, menurut Jose, akan mencoba memberikan arah bagaimana ASEAN terus berkiprah ke depan. Dalam jumpa pers itu, Kementerian Luar Negeri melihat, salah satu perhatian dan tekanan utama yang menjadi perhatian Presiden Joko Widodo adalah kesejahteraan rakyat ASEAN. Komitmen atas kesejahteraan bersama dapat diwujudkan melalui berbagai cara, seperti dialog dan konsultasi yang berbasis pada prinsip-prinsip perdamaian.Dalam perspektif Pemerintah Indonesia, sebagaimana berkali-kali ditegaskan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, langkah untuk dapat mewujudkan prinsip-prinsip perdamaian itu adalah menjaga soliditas dan sentralitas ASEAN. Karena itu, ketika dunia tengah dihadapkan pada berbagai ketidakpastian, KTT Ke-30 ASEAN, yang sekaligus menjadi bagian dari 50 tahun ASEAN, menjadi strategis, terutama untuk menegaskan kembali basis utama asosiasi itu.Stabilitas kawasan itu menjadi semakin penting apabila melihat potensi dan kinerja ekonomi ASEAN dalam 10 tahun terakhir. Sekretariat ASEAN menyebutkan, rata-rata setiap tahun sejak 2007 hingga 2015, kinerja ekonomi asosiasi tumbuh sebesar 5,2 persen.Dengan penduduk lebih dari 629 juta orang, ASEAN terus berkembang menjadi kekuatan ekonomi terbesar keenam di dunia dari ketiga terbesar di kawasan Asia.Beberapa kekuatan ekonomi dunia, seperti Uni Eropa, Amerika Serikat, Jepang, dan China, terus mendekat. Alasan mereka pun semakin diperkuat dengan kondisi sosio-politik ASEAN yang stabil. Ketika sejumlah kawasan di dunia bergolak karena konflik dan krisis, Asia-terutama ASEAN-tetap menjadi salah satu wilayah yang aman. Dengan total pencapaian perdagangan intra ASEAN yang mencapai 544,6 miliar dollar AS pada 2015, ini menjadi sangat beralasan bahwa kesejahteraan rakyat ASEAN- sebagaimana perhatian Indonesia-menjadi arah kerja ASEAN.Terkait dengan hal itu, tidak mengherankan jika Indonesia pun terus-menerus menekankan pentingnya kesatuan dan stabilitas ASEAN serta penguatan institusi ASEAN. Selain itu, beberapa hal terkait yang juga menjadi perhatian adalah isu Laut China Selatan dan Semenanjung Korea serta isu kejahatan lintas negara.Terkait dengan isu keamanan, Jose Tavares mengatakan, ASEAN akan mendorong agar kawasan itu menjadi kawasan yang bebas intervensi militer dan tidak menjadi jalur lalu lintas senjata nuklir. "Itu yang akan terus kita dorong," ujar Jose.Ia mengatakan, sejauh ini sejumlah negara pemilik senjata nuklir belum menjadi pihak dari kesepakatan zona bebas senjata nuklir Asia Tenggara. Menurut dia, ada sejumlah negara yang siap menandatangani, tetapi masih memiliki sejumlah keberatan atau catatan, sementara di sisi lain ASEAN sama sekali tidak menganjurkan adanya reservasi.Kerja sama bilateralDalam kesempatan yang sama, Presiden Joko Widodo akan menandatangani kerja sama ekonomi dengan mitranya, Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Kerja sama bilateral tersebut antara lain diwujudkan dalam kerja sama pelayaran kapal roll off-roll on antara Pelabuhan Bitung, Sulawesi Utara, dengan General Santos dan Davao di Mindanao, Filipina.Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir mengatakan, kapal dagang yang melayani jalur itu mampu mengangkut 500 peti kemas yang masing-masing berukuran 20 kaki. Untuk mendukung kerja sama dagang itu, Indonesia pun menggalang kerja sama keamanan dengan Filipina.Salah satu isu yang akan dibahas kedua pemimpin negara ASEAN itu adalah keamanan maritim. "Beberapa kerja sama yang telah dilaksanakan akan ditingkatkan," kata Arrmanatha.Terkait dengan jalur yang akan dilintasi kapal dagang, pihak berwenang Indonesia dan Filipina akan melakukan pengawalan dan pengamanan. Kapal tersebut akan melintasi kawasan perairan di timur Laut Sulu dan Laut Sulawesi. (JOS)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000