logo Kompas.id
InternasionalManila Klaim 3 WNI Tewas dalam...
Iklan

Manila Klaim 3 WNI Tewas dalam Operasi Penyerbuan

Oleh
· 2 menit baca

MANILA, SELASA — Tiga warga Indonesia dan seorang warga Malaysia dilaporkan meninggal dunia dalam operasi militer yang digelar oleh Filipina. Mereka merupakan bagian dari total 37 anggota kelompok ekstrem yang tewas.Kepala Staf Angkatan Bersenjata Filipina Jenderal Eduardo Ano, Selasa (25/4), di Manila, Filipina, mengatakan, operasi militer digelar pada Senin lalu di kamp milik sebuah kelompok ekstrem yang berafiliasi dengan Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS). Kamp ini berada di kawasan hutan di Provinsi Lanao del Sur, wilayah otonom Muslim Mindanao, Filipina.Menurut Ano, sebanyak 14 orang dari semua korban tewas telah berhasil diidentifikasi oleh militer.Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Lalu M Iqbal menyatakan belum ada informasi terkait dengan kematian tiga WNI itu dari Pemerintah Filipina kepada Indonesia. "Belum ada informasi," ucapnya.Menurut Iqbal, pihak Indonesia sangat ingin mengetahui informasi tersebut. "Kami ingin mengetahuinya supaya bisa memberikan bantuan," ujarnya.Paspor asingLetnan Kolonel Jo-ar Herrera, juru bicara brigade yang memimpin penyerbuan di kota Piagapo, Lanao del Sur, menjelaskan, para tentara hanya menemukan tiga jenazah anggota kelompok ekstrem. Namun, warga setempat dan para informan melaporkan bahwa jumlah korban meninggal dari kelompok militan jauh lebih besar lagi.Menurut Herrera, para prajurit menemukan paspor-paspor asing milik para korban tewas. Namun, Herrera menolak memberikan penjelasan secara detail.Ano mengklaim, para anggota kelompok militan yang tewas telah dikonfirmasi lewat laporan intelijen dan sejumlah saksi. "Operasi terakhir ini memang direncanakan untuk menekan kemampuan kelompok Maute," ucapnya.Militer Filipina menyebutkan, beberapa jam setelah kamp yang dioperasikan oleh kelompok Maute itu dikuasai pasukan pemerintah, bendera Filipina dikibarkan di tempat tersebut. Menurut Ano, operasi terus dilakukan untuk memastikan apakah pemimpin kelompok Maute, Isnilon Hapilon, masih hidup atau tidak.Maute merupakan satu dari sejumlah kelompok baru yang mengikrarkan diri berafiliasi dengan NIIS. Di antara kelompok-kelompok baru itu, dibangun aliansi yang bersifat tidak terlalu mengikat.Pesawat tempurPenyerbuan dilakukan oleh militer Filipina dengan menggunakan pesawat tempur FA-50, pesawat pengebom, helikopter, dan artileri. Adapun luas kamp Maute yang diserbu memiliki luas 3-4 hektar.Pasukan Filipina kini masih memburu lebih dari 100 anggota kelompok tersebut. Lokasi pelarian mereka meliputi wilayah perbukitan. (afp/ap/ato/jos/ong)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000