logo Kompas.id
InternasionalAS-Korsel Meributkan THAAD
Iklan

AS-Korsel Meributkan THAAD

Oleh
· 3 menit baca

SEOUL, JUMAT — Krisis Semenanjung Korea semakin ruwet dengan perselisihan antara Amerika Serikat dan Korea Selatan terkait dengan sistem pertahanan anti rudal terminal high altitude area defense (THAAD) milik AS yang sebagian sudah dipasang di Korsel. Sumber perselisihan berawal dari komentar Presiden AS Donald Trump yang mengatakan, Korsel seharusnya membayar sistem pertahanan senilai 1 miliar dollar AS itu.Namun, Pemerintah Korsel segera menepis pernyataan Trump, Jumat (28/4). Dalam pernyataan Kementerian Pertahanan Korsel disebutkan, sistem THAAD telah diatur jelas dalam Kesepakatan Status Pasukan yang membahas tentang keberadaan militer AS di Korsel. Korsel harus menyediakan lokasi pemasangan THAAD dan seluruh infrastrukturnya. Sementara AS harus menanggung biaya pemasangan dan operasional THAAD. "Tidak ada perubahan di kesepakatan itu," sebut pernyataan tertulis tersebut.Bagian pertama dari THAAD itu sudah dikirim ke lokasi bekas padang golf di kota Wonsan, sekitar 250 kilometer selatan Seoul, dan siap beroperasi penuh dalam beberapa hari ke depan. "Saya sudah beri tahu Korsel bahwa selayaknya mereka membayar sistem senilai 1 miliar dollar AS karena sistem ini fenomenal. Bisa menembak rudal dan langsung hancur di angkasa," kata Trump.AS dan Korsel berteman dan bekerja sama di bidang keamanan sejak Perang Korea 1950-1953. AS menempatkan lebih dari 28.000 tentaranya di Korsel.Konflik besarSelain membuat Korsel kesal, Trump juga yakin pasti akan terjadi konflik besar dengan Korut. Pada saat yang bersamaan, China juga mengkhawatirkan kondisi di Semenanjung Korea yang makin tegang. Situasinya bisa semakin tegang, bahkan di luar kendali, jika tidak ada salah satu pihak yang mau menahan diri.Meski pesimistis, Trump berjanji pihaknya akan mengusahakan jalan damai dan kemungkinan melalui sanksi ekonomi yang baru. "Sebenarnya kami lebih senang menyelesaikan persoalan dengan cara diplomatik, tetapi sangat sulit," kata Trump.Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson mengatakan, China sudah meminta Korut untuk menghentikan uji coba rudal dan nuklir. Jika Korut bersikeras melakukannya, China akan menjatuhkan sanksi unilateral.Namun, pernyataan Tillerson dibantah Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang. "Saya tak akan menyebutkan tindakan apa yang akan dilakukan," ujarnya.Geng juga mengingatkan kepada semua pihak yang ikut berunding dalam pertemuan di Dewan Keamanan PBB. Ia meminta semua pihak untuk tidak fokus pada pemberian sanksi yang baru terhadap Korut. China khawatir sanksi baru, apa pun bentuknya, itu justru akan memperparah sikap dan tindakan Korut. Dalam pandangan China, konsultasi dan dialog menjadi satu-satunya jalan keluar dari krisis ini. "Bukan China yang selama ini membuat situasi menjadi makin tegang. Jadi, kunci penyelesaian krisis ini tidak berada di tangan kami," kata Geng. (REUTERS/AFP/AP/LUK)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000