logo Kompas.id
InternasionalPesan Persahabatan pada Sebuah...
Iklan

Pesan Persahabatan pada Sebuah Kapal Ro-ro

Oleh
· 3 menit baca

Pukulan gong dan tepuk tangan menandai peluncuran jalur pelayaran kapal roll on roll off (ro-ro) Davao- General Santos-Bitung di Pelabuhan Kudos, Davao, Manila, Filipina, Minggu (30/4) pagi. Presiden Joko Widodo dan Presiden Filipina Rodrigo Duterte berdiri di panggung dan melambaikan tangan. Sesaat kemudian, Kapal Super Shuttle Ro-Ro 12 dengan kapasitas 500 TEU (peti kemas ukuran 20 kaki) melintas dipandu oleh kapal tunda.Tidak hanya pejabat pemerintah, pengusaha setempat juga hadir pada acara itu, termasuk Direktur Pelaksana Asian Naturenergy Corporation Cirilo Basalo Jr. Pria yang akrab disapa Jun ini yakin, ada potensi ekonomi besar pada rute pelayaran itu.Pengusaha di bidang energi terbarukan itu berencana membeli minyak bekas untuk diolah menjadi minyak yang bisa dipakai. "Saya punya teknologi pengolahannya. Peralatan sebagian saya datangkan dari Indonesia. Sekarang tinggal mencari pasokan bahan baku," kata Jun.Keyakinan Jun beralasan. Catatan Konsulat Jenderal RI di Davao menyebutkan, pengangkutan barang dari Bitung ke Davao sebelumnya perlu waktu 3-5 minggu. Dari Bitung, barang harus dibawa ke Surabaya, Makassar, atau Jakarta sebelum bertolak ke Davao. Sementara dengan rute baru, pengangkutan barang diperkirakan hanya 36 jam.Keuntungan lain adalah efisiensi biaya perjalanan. Sebelumnya, barang dari Manila, Jakarta, dan Bitung membutuhkan biaya 2.200 dollar AS per TEU. Kini biaya dapat ditekan menjadi 700 dollar AS per TEU.Selama ini, produk Filipina yang dijual ke Indonesia meliputi pakan ternak, pupuk, bahan bangunan, produk es krim, unggas, dan buah segar. Adapun produk Indonesia yang dijual ke Filipina antara lain kelapa, kopra, jagung, bahan pakan ternak, kayu, semen, tanaman bernilai tinggi, dan aneka sayuran.Tonggak sejarahDuterte menganggap peluncuran rute baru itu sebagai tonggak sejarah hubungan Indonesia-Filipina. Dia yakin, kerja sama ekonomi dan budaya antarkedua negara akan makin erat. Duterte mengajak pihak swasta ambil bagian pada jalur pelayaran ini. "Dengan menggunakan rute ini, Anda ikut berkontribusi menjaga kelangsungan kawasan ASEAN," ujarnya.Senada dengan Duterte, Presiden Jokowi menilai pembukaan jalur itu sebagai terobosan penting. Jalur ini akan memotong mata rantai distribusi barang dari dua wilayah. Aspek lain bagi Indonesia adalah keinginan untuk negara dari daerah. Hal ini sejalan dengan arah pembangunan pemerintah yang tidak lagi terpusat di Jawa dan Jakarta.Di balik peluang yang ada, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut ada tantangan. Kapal ro-ro tersebut tidak boleh kekurangan pasokan saat tiba di Tanah Air. Karena itu, semua pihak yang berkepentingan perlu memikirkan cara memanfaatkan peluang ini.Harapan ada karena pengusaha di Sulawesi Utara menyambut positif pembukaan jalur baru ini. Wakil Ketua Kadin Sulut Nico Licke di Manado, Senin (1/5), mengatakan, operasional kapal ro-ro akan meningkatkan volume perdagangan Filipina dan Indonesia, terutama Sulut.Gubernur Sulut Olly Dondokambey optimistis, dunia usaha dan ekonomi di daerahnya berkembang pesat asalkan pemerintah pusat membuka izin impor dan ekspor bahan campuran dari luar negeri ke Pelabuhan Bitung, seperti buah-buahan dan tekstil.Mengingat pentingnya rute baru ini, Duterte dan Jokowi terbang ke Davao dari Manila sehari setelah mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi Ke-30 ASEAN. Keduanya terlihat lelah, tetapi keinginan untuk memajukan negara mengalahkan kelelahan yang mereka rasakan.(zal/Andy Riza Hidayatdari Davao, Filipina)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000