logo Kompas.id
InternasionalMacron Khawatirkan Pemilih...
Iklan

Macron Khawatirkan Pemilih Golput

Oleh
· 3 menit baca

PARIS, RABU — Kubu Emmanuel Macron yang meraih suara terbanyak dalam pemilihan presiden Perancis putaran pertama khawatir pemilih pada putaran kedua menyusut, khususnya dari kubu ekstrem kiri. Situasi ini akan menguntungkan posisi kandidat dari sayap ekstrem kanan, Marine Le Pen, yang memiliki pendukung solid.Dalam survei terakhir, Rabu (3/5), hanya 35 persen pendukung Jean-Luc Melenchon, kandidat ekstrem kiri yang tereliminasi di putaran pertama, yang akan memberikan suaranya kepada Macron. Melenchon pada putaran pertama meraih 19,5 persen suara, terpaut tipis dari kandidat Partai Republik, Francois Fillon (20 persen), di urutan ketiga dan Le Pen (21,3 persen) di posisi kedua.Melenchon yang memperoleh sekitar 7 juta suara secara pribadi telah menyatakan dukungan kepada Macron. Namun, para pemilihnya tidak tergoyahkan. Para pendukung Melenchon tidak setuju dengan visi Le Pen yang rasis dan xenofobia. Di sisi lain, mereka khawatir dengan kebijakan ekonomi Macron yang pro perdagangan bebas dan globalisasi.Survei menunjukkan, sebanyak 22-28 persen warga Perancis menyatakan akan golput alias tidak datang ke tempat pemungutan suara atau datang tetapi tidak mencoblos kertas suara.Namun, para pemimpin perusahaan, para pesohor, dan para ilmuwan terus mengimbau masyarakat untuk memilih Macron yang "bukan kiri ataupun kanan". Juru bicara pemerintah, Stephane Le Foll, menyatakan, keputusan kubu ekstrem kiri untuk golput secara massal adalah kesalahan total. "Secara tradisional kubu kiri selalu melawan Partai Front Nasional," katanya.Dukungan YunaniDukungan signifikan bagi kubu Macron datang dari Menteri Ekonomi Yunani Yanis Varoufakis, sosok yang disegani di kubu kiri radikal di Eropa. Dukungan ini penting karena Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras memiliki hubungan dekat dengan Melenchon. Menurut Varoufakis, Macron adalah satu-satunya menteri di Eropa yang mencoba segala upaya untuk membantu Yunani ketika negeri itu dililit krisis utang pada 2015.Kepada surat kabar Le Monde, Varoufakis menyebutkan, Uni Eropa, Dana Moneter Internasional, dan Bank Sentral Eropa terus menekan Yunani. "Hanya Menteri Ekonomi Emmanuel Macron yang meyakinkan Presiden Francois Hollande untuk membuka kembali negosiasi. Bahkan, Macron menawarkan untuk datang ke Athena secara incognito, tetapi dilarang Hollande," katanya.Politisi pembangkang Perancis, Daniel Cohn-Bendit, juga menyerukan pendukung Melenchon untuk melupakan kebencian terhadap Macron. "Cobalah berpikir rasional, pilihlah Macron dan belalah demokrasi dan kebebasan," ujar Bendit.Debat pentingMacron akan berdebat dengan Le Pen, Rabu (3/5) malam, dan disiarkan langsung televisi. Debat ini sangat penting bagi pemilih yang ingin melihat sikap kedua kandidat dalam sejumlah topik sensitif, yaitu imigrasi, ekonomi, Eropa, dan identitas Perancis, termasuk mata uang euro.Sejumlah pendapat menunjukkan, Macron masih unggul 19 poin (59-41 persen), tetapi para pengamat yakin, Le Pen saat ini terus memperkecil jaraknya dengan Macron. (AFP/AP/MYR)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000