logo Kompas.id
InternasionalAdaptasi Kebijakan AS
Iklan

Adaptasi Kebijakan AS

Oleh
· 3 menit baca

WASHINGTON DC, RABU — Pemerintah Amerika Serikat di bawah kendali Presiden Donald Trump melakukan adaptasi kebijakan luar negerinya. Isu hak asasi manusia tidak lagi menjadi syarat AS dalam menjalin hubungan kerja sama dengan negara-negara lain. Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson menjabarkan kebijakan luar negeri pemerintahan Donald Trump dengan menerjemahkan jargon "Mendahulukan Amerika (America First)" kepada ratusan pejabat Departemen Luar Negeri AS di Washington DC, Rabu (3/5). Ini untuk pertama kali Tillerson menyampaikan jabaran kebijakannya kepada seluruh stafnya. Meski demikian, ia tidak menyinggung sama sekali rencana penurunan anggaran di departemennya. Padahal, masalah itu menjadi salah satu kekhawatiran para diplomat AS di seluruh dunia karena ditakutkan berdampak pada masa depan mereka. Trump diperkirakan memotong anggaran Departemen Luar Negeri AS hingga 28 persen, khususnya terkait aktivitas diplomasi dan bantuan luar negeri. Jika terlaksana, hal itu akan mengurangi dana AS di sejumlah program PBB, perubahan iklim, dan pertukaran budaya. Tillerson menyatakan, prioritas-prioritas kebijakan luar negeri AS diubah sedikit dibandingkan kebijakan beberapa dekade terakhir. Ia menyebutkan, dalam kurun waktu itu, Washington terlalu fokus pada aktivitas-aktivitas yang mengedepankan promosi ekonomi dan perdagangan, terutama di negara-negara berkembang. "Hal-hal ini sungguh penting hubungannya dengan kita dan mereka adalah sekutu yang juga sangat penting. Namun, kita harus menempatkannya kembali pada keseimbangan," kata Tillerson.Isu HAMTillerson juga menyampaikan sinyal bahwa Washington bakal tidak lagi menjadikan persoalan hak asasi manusia (HAM) sebagai syarat AS untuk menjalin hubungan kerja sama dengan negara-negara lain. Menurut dia, nilai-nilai yang dihidupkan AS tetap konstan. Hanya, hal itu dapat diadaptasi sesuai dengan dinamika yang terjadi. "Jika kita menerapkan sebuah nilai yang terlalu berat untuk diadopsi pihak lain, sebagaimana yang telah kita hidupkan dalam sejarah, mungkin hal itu akan menjadi penghalang kita dalam mengedepankan kepentingan-kepentingan keamanan nasional, ekonomi kita," katanya.Tillerson menjabarkan beberapa prioritas kebijakan luar negeri AS di sejumlah kawasan. Prioritas itu mencakup Asia Timur yang tengah hangat kondisinya di Semenanjung Korea, Rusia, Afrika, dan Eropa. Terkait dengan Korea Utara, Tillerson menegaskan keinginan pemerintahan Trump untuk memberikan sanksi lebih tegas kepada Pyongyang, khususnya melalui Dewan Keamanan PBB. Tentang China, Washington tengah berupaya mengaktualisasi hubungannya dengan Beijing. Hal yang sama juga tengah dilakukan Washington dengan Moskwa. Menurut Tillerson, Presiden Rusia Vladimir Putin tetap mendorong hubungan yang saling menguntungkan antara Rusia dan AS. Saat ini, hubungan Washington-Moskwa renggang setelah serangan rudal AS ke fasilitas militer Suriah, April lalu. Di Moskwa, Menlu Rusia Sergey Lavrov menyatakan akan segera menemui Tillerson. Agenda utamanya adalah menyusun rencana pertemuan antara Putin dan Trump. Dikatakan bahwa Putin dan Trump akan membicarakan sejumlah isu di tingkat global. "Kami ingin menyamakan sejumlah persepsi, mencari solusi atas sejumlah masalah besar," ujar Lavrov tanpa menyebut waktu pertemuan kedua pemimpin. (AFP/REUTERS/BEN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000