logo Kompas.id
InternasionalInisiatif BRI Bukan Hanya...
Iklan

Inisiatif BRI Bukan Hanya Keuntungan

Oleh
· 3 menit baca

Yang Mulia Dubes RRC Xie Feng di Jakarta. Surat terbuka ini ditujukan menanggapi tulisan YM Dubes Xie di harian ini berjudul "Orkestra Angklung RI-China" yang terbit pada hari Senin (8/5). Kita tidak bisa menyembunyikan kekaguman kita terhadap RRC, yang memiliki pandangan jauh tentang kerja sama globalisasi inklusif, menyambung berbagai mata rantai ekonomi, perdagangan, bisnis, keuangan, dan lainnya dalam suatu kesatuan gerak dan tujuan.Tidak dimungkiri, RRC adalah mitra dagang terpenting bagi Indonesia. Dan ini juga berlaku bagi negara-negara Asia Tenggara dan berbagai kawasan dunia lainnya. Kita mencatat, investasi RRC ke seluruh dunia sudah lebih dari 100 miliar dollar AS dan kehadiran perusahaan-perusahaan China di sejumlah negara memberikan secara utuh pemahaman kita tentang gerak ekonomi, perdagangan, bisnis, dan keuangan yang baru.Sebelumnya, YM Dubes Xie, kita mengenal ungkapan "matahari tidak pernah tenggelam di wilayah Imperium Inggris", dan kita melihat sekarang pengaruh China di seluruh dunia yang setara dengan Inggris di abad ke-19. Kita memahami, Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI), yang sebelumnya disebut OBOR, adalah upaya masif menghubungkan sabuk daratan, menghubungkan RRC dengan Asia Tengah, Rusia, dan Eropa.Kita pun mencoba memahami, jalur maritim dalam inisiatif BRI ini mencoba menghubungkan Asia Tenggara, India, dan Afrika seperti disampaikan dalam pidato Presiden Xi Jinping di depan DPR RI pada Oktober 2013 tentang Jalur Sutra Maritim Abad Ke-21. Kita setuju dengan pendapat YM Dubes Xie, Indonesia memang menjadi poros penting Jalur Sutra Maritim.Ini tecermin dari besarnya komitmen investasi BRI ke Indonesia, mencapai 85,5 miliar dollar AS atau sekitar 30 persen total keseluruhan komitmen investasi BRI ke Asia Tenggara. Tetapi, di sisi lain, kita mengerti kepentingan strategis China di Asia Tenggara, khususnya di Selat Malaka yang menghubungkan Asia dan Timur Tengah, sebagai alur komunikasi laut penting perdagangan dan pasokan sumber energi bagi pembangunan.Tetapi, YM Dubes Xie, kita masih belum melihat langkah strategis yang ingin dikembangkan dari alur laut komunikasi ini dalam konteks Jalur Sutra Maritim dalam keseluruhan rancangan BRI. Benar, alur laut komunikasi ini dikendalikan oleh AS dan Singapura dan menjadi ancaman blokade ketika terjadi konflik terbuka dalam persaingan AS-China.Sebelum mengakhiri surat terbuka ini, YM Dubes Xie, ada faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan. Pertama, inisiatif BRI adalah sebuah eksperimen besar yang memiliki dampak internal dan regional. Berdasarkan pengalaman, eksperimen memiliki sisi gelap kegagalan yang belum terlihat, seperti eksperimen ideologi pada dekade 1950-1960-an di Asia Tenggara.Dan kedua, tingkat ketidakpercayaan strategis antara RI-RRC dan negara Asia Tenggara lainnya sangat tinggi. Kondisi ini menjadi penghambat krusial yang bisa mengganggu kerja sama inklusif BRI. Perlu dipikirkan mekanisme kerja sama maritim di antara China dan Asia Tenggara sehingga petilasan Zheng He yang tidak pernah terbukti mendarat di wilayah Nusantara dijadikan pembenaran kedigdayaan China masa lalu. Kita harus sepakat, inisiatif BRI bukan hanya sekadar keuntungan semata, melainkan membangun kesejahteraan bagi terpeliharanya pembangunan nasional masing-masing.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000