logo Kompas.id
InternasionalMemperbaiki Perdagangan yang...
Iklan

Memperbaiki Perdagangan yang Semakin Timpang

Oleh
· 3 menit baca

Perdagangan Indonesia dengan Australia semakin timpang dari tahun ke tahun. Hal itu terjadi karena Indonesia masih bergantung kepada Australia untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional dengan mengimpor sapi bakalan, daging sapi beku, dan gandum.Sementara itu, ekspor minyak mentah Indonesia ke Australia dari waktu ke waktu semakin surut. Hal itu seiring dengan penurunan harga minyak mentah dan kebijakan penerapan energi hijau dan terbarukan di Australia.Kementerian Perdagangan mencatat, tren perdagangan migas dan nonmigas Indonesia-Australia pada 2012-2016 merosot 4,36 persen. Nilai perdagangan kedua negara pada 2012 tercatat sebesar 10,2 miliar dollar AS dan pada 2016 turun menjadi 8,4 miliar dollar AS.Defisit neraca perdagangan migas dan nonmigas Indonesia-Australia juga semakin bertambah. Pada 2012, defisit neraca perdagangan migas dan nonmigas Indonesia senilai 392,23 juta dollar AS dan 2,061 miliar dollar AS. Defisit terjadi karena ekspor migas Indonesia turun drastis dari 1,56 miliar dollar AS menjadi 538,27 juta dollar AS.Di sisi lain, Indonesia masih bergantung kepada Australia dalam penyediaan kebutuhan daging sapi di dalam negeri. Rata-rata per tahun Indonesia mengimpor sapi bakalan sebanyak 500.000 ekor. Pada 2017, misalnya, Kementerian Pertanian mengeluarkan rekomendasi impor sapi bakalan Asutralia sebanyak 469.040 ekor.Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, Indonesia telah berupaya berdialog secara bilateral dengan Pemerintah Australia terkait perdagangan sapi bakalan. Indonesia meminta Australia tidak sekadar menjual sapi bakalan dan daging sapi ke Indonesia, tetapi juga berinvestasi mengembangkan peternakan sapi di Indonesia."Kami sudah bernegosiasi dengan Menteri Pembangunan Internasional dan Pasifik Australia Steven Ciobo meminta harga sapi bakalan diturunkan 1 dollar Australia per kilogram (kg). Hal itu untuk menekan harga sapi segar di dalam negeri," ujarnya.Hasil dari negosiasi itu adalah Indonesia dan Australia telah menetapkan relaksasi berat sapi dan penurunan harga sapi bakalan. Sebelumnya, bobot maksimum sapi yang boleh masuk Indonesia adalah 350 kg, kini menjadi 440 kg. Harga sapi bakalan juga turun 1 dollar Australia per kg sesuai dengan negosiasi.Beberapa waktu lalu, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong mengemukakan, Indonesia-Australia sepakat meningkatkan stok sapi di Indonesia sebagai upaya untuk menstabilkan harga daging sapi dalam negeri. "Australia akan menjajaki beberapa wilayah pengembangbiakan sapi di Indonesia, salah satunya Nusa Tenggara Timur. Hal ini akan mendorong investasi sekaligus menjadi solusi mencukupi stok dan kebutuhan daging sapi di dalam negeri," katanya.Selain itu, Indonesia juga terus mendorong terselesaikannya perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA). Perundingan yang telah memasuki putaran ketujuh itu diharapkan dapat meningkatkan ekspor Indonesia ke Australia di masa depan.Isu utama yang dibahas dalam perundingan itu adalah perdagangan barang yang meliputi ketentuan asal barang, prosedur kepabeanan, fasilitasi perdagangan, dan hambatan teknis perdagangan. Di sektor perdagangan jasa, isu yang dibahas menyangkut jasa keuangan dan pergerakan tenaga kerja. Perundingan tersebut juga membahas investasi dan perdagangan secara elektronik (e-dagang).Ketua delegasi Indonesia dalam perundingan IA-CEPA, Deddy Saleh, mengatakan, prinsip penting kerja sama kemitraan itu mengedepankan economic powerhouse. Melalui prinsip tersebut, kedua negara tidak sekadar saling memanfaatkan pasar masing-masing, tetapi juga menyasar pasar negara ketiga atau pasar dunia. (A HENDRIYO WIDI)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000