logo Kompas.id
InternasionalKebijakan Selatan Baru Tidak...
Iklan

Kebijakan Selatan Baru Tidak Andalkan "Kekuatan Otot"

Oleh
(A Tomy trinugroho, dari Taiwan)
· 3 menit baca

Setelah menjadi Presiden Taiwan pada tahun lalu, Tsai Ing-wen menerapkan Kebijakan Selatan Baru (New Southbound Policy). Lewat kebijakan ini, Taiwan ingin meningkatkan hubungan ataupun kerja sama dengan negara-negara di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Ada 18 negara yang menjadi sasaran. Pada awal Mei, Kompas diundang untuk bertemu Presiden Tsai di kantornya, di Taipei, ibu kota Taiwan. Selain dari Indonesia, undangan juga diberikan kepada media India, Thailand, Malaysia, Filipina, dan Singapura. Dalam bincang-bincang di kantornya, Tsai menjelaskan, Kebijakan Selatan Baru adalah tentang bagaimana Taiwan berperan proaktif dalam komunitas tetangga dekat. "Kontras dengan sejumlah negara besar yang memiliki pertimbangan geopolitik di wilayah itu, tujuan Kebijakan Selatan Baru adalah sederhana. Semuanya tentang ekonomi dan perdagangan. Kami ingin relasi yang saling menguntungkan sehingga taraf hidup warga dalam komunitas itu meningkat," ujar Tsai, perempuan presiden pertama di Taiwan. Di tengah gencarnya China mempromosikan pembangunan jaringan dan infrastruktur Prakarsa Jalur dan Sabuk (Belt and Road Initiative), Tsai menekankan, Kebijakan Selatan Baru berbeda dengan ide Beijing itu. Menurut dia, Taiwan selama ini menikmati soft power yang luar biasa dari perusahaan-perusahaan swasta mereka. Perusahaan-perusahaan ini beroperasi di bidang layanan kesehatan, pendidikan, pengembangan sumber daya manusia, inovasi teknologi, pertanian, serta kesiapan menghadapi bencana. "Hal ini tidak bisa digantikan dan dihalangi dengan kekuatan uang ataupun politik," kata Tsai. Pada fase pertama penerapan Kebijakan Selatan Baru, Taiwan antara lain berupaya meningkatkan jumlah turis dari wilayah Selatan Baru. Hasilnya, pada Oktober 2016-Maret 2017, ada peningkatan 28,54 persen turis dari negara-negara Selatan Baru. Angka ini mengalahkan pertumbuhan total turis yang datang dari seluruh dunia ke Taiwan. Mereka juga membuat Taiwan Halal Center guna membantu pengusaha Taiwan masuk ke pasar negara-negara Selatan Baru. Pusat Halal Taiwan didirikan Dewan Pengembangan Perdagangan Luar Negeri Taiwan (Taitra), 21 April lalu. Kesehatan Adapun pada fase kedua penerapan Kebijakan Selatan Baru, Taiwan antara lain hendak meningkatkan kerja sama medis dengan negara-negara Selatan Baru. Hal ini sesuai dengan soft power yang dimilki perusahaan- perusahaan Taiwan. Taiwan memang sangat unggul di sektor kesehatan. Negara itu menyebut, teknologi kesehatan mereka berperingkat terbaik ketiga di dunia. Di negara ini didirikan Hsinchu Biomedical Science Park, semacam pusat riset teknologi kesehatan dan tempat bagi perusahaan baru (startup) di bidang kesehatan berkantor. Startup kesehatan juga bisa memanfaatkan fasilitas penelitian dan pengembangan di Hsinchu Biomedical Science Park. Startup sangat dimanjakan. Peralatan dan tenaga ahli bisa "dipesan" untuk mengerjakan riset yang dibutuhkan mereka, mulai dari desain alat medis hingga pembuatan prototipe. Peralatan riset dan pengembangan yang tersedia tergolong canggih. Ada mesin cetak tiga dimensi dengan bahan polimer ataupun metal.Deputi Direktur Jenderal Biro Hsinchu Science Park Andrea TJ Hsu menyatakan, Hsinchu Biomedical Science Park terbuka terhadap startup dari negara lain, terutama negara-negara Selatan Baru. Mereka dipersilakan menempati lokasi tersebut. Taiwan membuka diri terhadap orang- orang yang penuh bakat di bidang inovasi kesehatan. Luas Hsinchu Biomedical Science Park 38,1 hektar. Di tempat ini, tidak hanya tersedia lokasi bagi perusahaan-perusahaan baru, tetapi juga lokasi bagi perusahaan besar. Saat ini, ada 42 perusahaan di Hsinchu Biomedical Science Park. Sebanyak 20 perusahaan di antaranya bergerak di bidang produksi obat-obatan dan vaksin, antara lain Medigen Vaccine Biologics.. Adapun 22 perusahaan lainnya bergerak di bidang alat kesehatan dan teknologi kesehatan, seperti Wiltrom. Perusahaan ini khusus membuat bahan ataupun alat untuk memperbaiki tulang belakang. Dengan pendekatan soft power, yakni keahlian di bidang tertentu, seperti kesehatan, Taiwan ingin merangkul negara Selatan Baru, termasuk negara Asia Tenggara. Mereka tak mau menggunakan "kekuatan otot".

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000