logo Kompas.id
InternasionalEropa Kecewa terhadap Trump
Iklan

Eropa Kecewa terhadap Trump

Oleh
· 3 menit baca

TAORMINA, MINGGU — Presiden AS Donald Trump berbeda sikap dengan enam pemimpin dunia lainnya dalam Konferensi Tingkat Tinggi G-7 di Italia setelah ia menolak untuk tetap mendukung Kesepakatan Paris terkait perubahan iklim. Sikap Trump ini membuat frustrasi para pemimpin Eropa.Konferensi tujuh negara terkaya di dunia yang berlangsung di Taormina, Italia, itu berakhir pada Sabtu (27/5) dengan terbelahnya komitmen G-7. Enam negara (Kanada, Inggris, Jerman, Perancis, Italia, dan Jepang) berseberangan dengan AS dalam isu perubahan iklim.Trump menarik dukungan Pemerintah AS terhadap Kesepakatan Paris yang ditandatangani pada masa kepemimpinan Barack Obama tahun 2015. Kesepakatan Paris itu mengikat sekitar 195 negara soal bagaimana mengurangi emisi karbon.Trump, yang pada masa kampanye menyatakan bahwa isu pemanasan global adalah hoaks, mengatakan, dirinya perlu waktu sebelum membuat keputusan. KesalSikap Trump yang sejak awal menunjukkan keengganan pada Kesepakatan Paris-satu-satunya kesepakatan terkait pemanasan global yang mengikat secara hukum-membuat Kanselir Jerman Angela Merkel kesal. "Seluruh diskusi terkait perubahan iklim sangat sulit, kalau tidak bisa dikatakan sangat tidak memuaskan. Tak ada sedikit pun indikasi apakah AS akan tetap mendukung Kesepakatan Paris," kata Merkel.Sementara Presiden Perancis Emmanuel Macron mencoba untuk bersikap positif. Ia yakin, Trump yang merupakan pemimpin "pragmatis" akan mendengarkan imbauan para mitranya."Kita ingat, beberapa pekan lalu ada omongan bahwa AS akan menarik diri dan tak mau berdiskusi. Tetapi, nyatanya hal itu tidak terjadi," kata Macron yang, seperti juga Trump, baru pertama kali mengikuti KTT G-7.Adapun Merkel sudah 12 kali mengikuti KTT G-7 dan ia meyakini bahwa "sikap skeptis" AS terhadap isu perubahan iklim itu sudah selesai tahun 2007. Saat itu, Presiden AS George W Bush berhasil diyakinkan soal perlunya pengurangan gas rumah kaca.Sejumlah narasumber di Washington menyebut, Trump telah berbicara kepada kalangan terdekat, termasuk Ketua Badan Perlindungan Lingkungan Scott Pruitt, bahwa ia berencana untuk keluar dari Kesepakatan Paris. Gedung Putih menolak berkomentar soal ini. Melalui Twitter, Trump menyatakan akan mengumumkan keputusannya setelah kembali ke AS."Jika Trump memutuskan keluar dari Kesepakatan Paris, hal itu akan menimbulkan reaksi keras di negerinya sendiri, termasuk dari negara-negara bagian, kota-kota di AS, dan para pebisnis yang berkomitmen mengembangkan energi terbarukan. Akan sangat tragis," kata Menteri Lingkungan Perancis Nicolas Hulot.ProteksionismeMeski kecewa dengan sikap Trump soal Kesepakatan Paris, para pemimpin Eropa cukup lega ketika Trump menyetujui Komunike G-7 yang menyatakan akan memerangi semua bentuk proteksionisme dan berkomitmen penuh terhadap sistem perdagangan internasional.Pada masa kampanye, Trump berkali-kali menyatakan akan menetapkan tarif unilateral terhadap produk dari China dan Meksiko. Ia juga mengancam akan keluar dari Area Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA), kecuali aturannya disesuaikan dengan keinginannya. Awal pekan ini, Trump menyebut Jerman "sangat buruk" karena surplus perdagangan di AS. (AP/AFP/REUTERS/MYR)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000