JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Luar Negeri RI menyatakan, tidak ada warga negara Indonesia yang menjadi korban dalam peristiwa ledakan dahsyat bom mobil di pusat kota Kabul, Afganistan, Rabu (31/5) pagi waktu setempat. Kantor Kedutaan Besar RI yang terletak 1,2 kilometer dari pusat ledakan juga tidak mengalami kerusakan berarti.
Lalu M Iqbal, Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum RI Kementerian Luar Negeri (Kemlu), yang dihubungi di Jakarta, Rabu, mengatakan, lokasi ledakan di Distrik Wazir Akbar Khan berjarak sekitar 1,2 kilometer dari KBRI Kabul. ”Meskipun getaran ledakan terasa hingga KBRI Kabul, hal itu tidak menyebabkan kerusakan berarti,” ungkap Iqbal yang telah berkoordinasi dengan para diplomat RI di Kabul.
Terkait WNI yang berada di Kabul, Iqbal menambahkan, selain 14 WNI di dalam KBRI, termasuk duta besar, juga terdapat 12 WNI yang berada di luar KBRI. ”Seluruhnya dilaporkan dalam keadaan baik,” ucapnya.
Warga negara Indonesia yang memerlukan informasi dapat menghubungi nomor hotline KBRI Kabul di + 93797333444 dan +93202201066.
Secara terpisah, Kemlu juga mengeluarkan pernyataan resmi yang pada prinsipnya menyatakan Indonesia mengecam keras serangan bom yang terjadi di dekat kompleks diplomatik di Kabul. Pemerintah Indonesia menyampaikan dukacita mendalam kepada keluarga korban dan mendoakan kesembuhan bagi para korban luka.
Sebagai akibat tidak langsung dari kejadian tersebut, KBRI mengalami kerusakan ringan, terdapat beberapa jendela yang pecah. KBRI Kabul juga terus berkoordinasi dengan otoritas terkait untuk mendapatkan perkembangan informasi terakhir.
KBRI Kabul juga terus berkomunikasi dengan WNI di Kabul dan mengimbau mereka untuk meningkatkan kewaspadaan, menghindari wilayah-wilayah rawan, dan terus mengikuti perkembangan situasi setempat. Warga negara Indonesia yang memerlukan informasi dapat menghubungi nomor hotline KBRI Kabul di + 93797333444 dan +93202201066.
Penjaga tewas
Seperti diberitakan sebelumnya, sebuah truk yang penuh berisi bahan peledak meledak di Alun-alun Zanbaq, Distrik Wazir Akbar Khan, Kabul, Afghanistan, Rabu pukul 08.30 waktu setempat. Ledakan itu menyebabkan sedikitnya 80 orang tewas dan lebih dari 300 orang lainnya terluka.
Ledakan terjadi di kompleks elite dengan penjagaan terketat di Kabul. Di kawasan itu terdapat Istana Kepresidenan, kantor Kemlu Agfanistan, dan kantor-kantor perwakilan diplomatik. Sejumlah kantor kedubes, seperti Kedubes Jerman, Perancis, dan India, mengalami kerusakan cukup serius.
Menteri Luar Negeri Jerman Sigmar Gabriel mengatakan, ledakan tersebut menewaskan petugas keamanan Kedubes Jerman yang berasal dari Afganistan. Selain itu, sejumlah anggota staf kedubes juga terluka. Namun, saat ini, semua personel kedubes dalam kondisi aman.
Menurut Gabriel, serangan tersebut terjadi di dekat Kedubes Jerman. Kantor Kedubes Perancis dan Bulgaria juga dilaporkan rusak.
BBC melaporkan, seorang sopirnya di Kabul, Mohammed Nazir, turut tewas dalam serangan bom tersebut. Nazir tewas saat mengantarkan empat jurnalis BBC ke kantor mereka di Kabul. Empat jurnalis itu menderita luka-luka dan masih dirawat di rumah sakit.
Foto yang diunggah oleh Associated Press dari tempat kejadian menunjukkan Kedutaan Besar Jerman dan beberapa kedutaan besar lainnya yang berada di dekat pusat ledakan tampak rusak parah. Tidak diketahui apakah ada diplomat asing yang berada di antara korban namun Jerman dan Pakistan mengatakan beberapa pegawai dan staf kedutaan mereka terluka dalam ledakan tersebut.
Ledakan itu terjadi pada puncak jam sibuk di Kabul, ketika jalan dipenuhi dengan para pekerja. Bom meledak di sebuah persimpangan di Distrik Wazir Akbar Khan, kawasan yang dianggap sebagai wilayah paling aman di Kabul. Kawasan itu merupakan kawasan penting karena terdapat banyak kedutaan asing dan kantor pemerintahan yang dijaga oleh polisi dan pasukan keamanan nasional.
Kedutaan Besar Jerman, Kementerian Luar Negeri dan Istana Kepresidenan, Kedutaan Inggris dan Kanada, Kedutaan China, Turki dan Iran juga berada di sekitar lokasi ledakan. Bom disebutkan meledak tak jauh dari pintu gerbang kedutaan Jerman.
“Rasanya seperti gempa bumi,” kata Mohammad Hassan, 21 tahun, yang menggambarkan saat ledakan tersebut menghantam bank tempat dia bekerja. Luka kepalanya telah dibalut tapi darah masih membasahi baju putih yang dikenakannya.
Hingga saat ini belum ada satu pun kelompok mengaku bertanggung jawab atas serangan bom itu. Baik Taliban maupun kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) – yang pernah beberapa kali melakukan serangan di Kabul – tidak mengeluarkan pernyataan apapun terkait serangan Rabu pagi di Kabul.
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengecam keras serangan yang terjadi masa awal Ramadhan itu. Presiden Ghani mengatakan, para teroris, bahkan di bulan suci Ramadan, bulan kebaikan, restu dan doa, tidak menghentikan pembunuhan orang-orang yang tidak bersalah. Pakistan juga mengecam serangan itu.
Perdana Menteri India Narendra Modi juga mengecam serangan itu. “India berdiri dengan Afghanistan dalam memerangi semua jenis terorisme. Pasukan yang mendukung terorisme perlu dikalahkan,” kata Modi.
(AP/AFP/REUTERS/DHF/SAM/JOS/BEN)
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.