logo Kompas.id
InternasionalTheresa May Terancam...
Iklan

Theresa May Terancam Kehilangan Mayoritas

Oleh
· 3 menit baca

LONDON, KAMIS — Seandainya jajak pendapat di Inggris bisa dipercaya, Perdana Menteri Inggris Theresa May bisa kehilangan peluang untuk memenangi kursi mayoritas di parlemen. Jajak pendapat yang dikeluarkan YouGov, Kamis (1/6), menunjukkan, kubu Konservatif pimpinan May hanya unggul tipis 3 persen atas Partai Buruh, yaitu 42 persen berbanding 39 persen. Ini merupakan hasil paling rendah bagi Konservatif dalam dua bulan terakhir menyusul keputusan May untuk mempercepat pemilu pada April lalu.Jika perhitungan YouGov ini akurat, kubu Konservatif akan kehilangan sampai 20 kursi dari posisi saat ini. Sebelum parlemen dibubarkan, pemerintah unggul 17 kursi dari Buruh. Artinya, meskipun menang, May tidak akan berhasil meraih minimal 326 kursi sehingga harus membentuk pemerintahan koalisi. Posisi ini akan menyulitkan Pemerintah Inggris yang akan memulai negosiasi dengan Uni Eropa terkait Brexit dan akan berdampak terhadap sejumlah isu lain. Hal ini, antara lain, akan berdampak pada perekonomian Inggris yang bernilai 2,5 juta triliun dollar AS, anggaran, dan pajak.Hasil jajak pendapat itu langsung berdampak pada nilai kurs poundsterling yang langsung melemah terhadap dollar AS, Kamis. Di kalangan pebisnis, pemilu Inggris menjadi topik utama karena ketatnya persaingan antara kedua kubu politik. "Di Inggris, jajak pendapat menjadi nyawa perdagangan. Pasar Inggris sangat sensitif terhadap setiap survei," kata analis pasar dari Spreadex, Connor Campbell.Meski demikian, jajak pendapat lain menunjukkan, kubu Konservatif masih unggul dengan selisih 5-10 poin. Secara keseluruhan, delapan jajak pendapat yang dilakukan setelah terjadinya bom bunuh diri di Manchester, 22 Mei, menunjukkan konsistensi melemahnya keunggulan Konservatif.Ketika ditanya wartawan apakah ia akan mundur jika kehilangan kursi di parlemen, May menjawab bahwa jajak pendapat yang bermakna hanyalah hasil pemilu 8 Juni. "Jika keunggulan Konservatif berada di bawah 7 poin, kami kemungkinan mengalami apa yang disebut \'parlemen menggantung\'," kata John Curtice dari British Polling Council. "Dukungan terhadap Buruh semakin besar di kalangan generasi muda. Persoalannya, apakah mereka akan datang ke tempat pemungutan suara."Peluang MayMeski demikian, survei YouGov menunjukkan, May memiliki peluang lebih besar untuk menjadi perdana menteri dibandingkan dengan James Corbyn dari Partai Buruh. Popularitas May mencapai 43 persen, meski terendah sepanjang pemerintahannya, tetap lebih tinggi daripada Corbyn yang meraih dukungan 30 persen, hasil tertinggi pasca-referendum Brexit.Sejumlah media arus utama Inggris, seperti Financial Times dan The Sun, secara terbuka mendukung May sebagai perdana menteri dan menyebut May sebagai calon paling aman bagi masa depan Inggris. Namun, The Sun mengingatkan, kampanye May terlalu defensif."Corbyn menjual mimpi. Meskipun kampanye Corbyn bisa membuat bencana ekonomi, kampanye Konservatif yang defensif lebih mengecewakan. Tak mengherankan jika Corbyn kini meraih simpati," tulis The Sun.Situasi politik yang menghangat itu diwarnai melejitnya lagu yang diciptakan Captain Ska berjudul "Liar, Liar GE 2017" yang mencapai puncak tangga lagu di Inggris. BBC menyatakan menolak untuk memutar lagu itu. "Dia pembohong, jangan percaya dia", demikian lirik yang merujuk pada May itu. Dalam lima hari, lagu itu sudah disiarkan 100.000 kali. (AFP/REUTERS/MYR)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000