Bentrokan akibat Gesekan Antarkelompok Memanas
PORTLAND, MINGGU — Sedikitnya 14 orang ditangkap dan puluhan senjata disita polisi setelah bentrokan antara pendukung dan penentang Presiden Amerika Serikat Donald Trump di wilayah Portland, Oregon, AS, Minggu (4/6). Bentrokan ini terjadi setelah selama satu pekan kedua kubu sama-sama berkumpul dan berunjuk rasa di tempat yang sama, lapangan balai kota. Jumlah penentang Trump mendominasi lokasi dan mengenakan topeng anti-Trump sambil melambaikan bendera antifasis. Di sisi lain lapangan, pendukung Trump meneriakkan, "AS, AS!"Situasi Portland sudah tegang selama pekan ini setelah Jeremy Christian (35) menghina dua remaja perempuan, satu orang berkulit hitam dan satu lagi berjilbab, dengan kata-kata kasar dan rasis saat berada di kereta komuter. Tiga pria yang hendak membantu kedua remaja itu justru ditusuk Christian dan dua di antara mereka tewas. Christian ditahan atas kasus pembunuhan, 26 Mei. Trump mengecam Christian dan memuji ketiga korban yang berani melawan tindakan intoleransi dan kebencian. Larang aksi protesWali kota Portland Ted Wheeler mendesak pemerintah federal membatalkan izin aksi protes pro Trump karena khawatir situasi makin parah. Namun, Administrasi Layanan Umum AS, sebagai pengelola lokasi, menolak permintaan Wheeler. Alasannya, tidak ada masalah dengan izin kedua aksi protes itu.Alasan pelarangan aksi protes seperti itu karena dikhawatirkan akan mengundang lebih banyak provokator. Christian juga pernah mengikuti aksi serupa, April lalu, sambil membawa tongkat pemukul bisbol. Meski tongkat itu sudah disita polisi, Christian tetap ikut bentrokan dengan kelompok lain. (REUTERS/AP/LUK)