logo Kompas.id
InternasionalPintu Masuk dan Keluar Qatar...
Iklan

Pintu Masuk dan Keluar Qatar Ditutup

Oleh
· 3 menit baca

DOHA, SENIN — Akses jalur transportasi darat, udara, dan laut ke Qatar ditutup dalam 24 jam mendatang. Keputusan ini berlaku, Selasa, setelah Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab, Mesir, Libya, Yaman, dan Maladewa memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar, Senin (5/6), dengan tuduhan mendukung ekstremisme. Dengan keputusan itu, maskapai penerbangan dari negara-negara itu, seperti Emirates, Etihad, flydubai, dan Air Arabia, menangguhkan jadwal penerbangan ke Qatar mulai Selasa. Maskapai Qatar Airways juga menangguhkan penerbangan ke Arab Saudi. Selama ini, maskapai itu mempunyai rute terbang ke sembilan kota di Arab Saudi. Keputusan mendadak akibat krisis regional ini dikhawatirkan mengganggu lalu lintas perjalanan antarbenua karena selama ini Doha (Qatar) serta Dubai dan Abu Dhabi (UEA) menjadi penghubung jalur penerbangan yang menghubungkan Eropa dengan Asia dan Australia. "Seluruh jadwal penerbangan dari dan ke Doha ditangguhkan mulai Selasa hingga pengumuman selanjutnya," sebut pengumuman maskapai Etihad Airways, Emirates, dan flydubai. Selain menutup akses jalur penerbangan, semua warga negara Qatar harus segera meninggalkan Arab Saudi, UEA, Bahrain, dan Mesir dalam waktu 14 hari. Warga dari empat negara itu yang berada di Qatar juga diminta untuk segera meninggalkan Qatar. Situs Al Jazeera melaporkan, truk-truk yang membawa bahan pangan dari Arab Saudi tidak boleh masuk ke Qatar. Negeri itu selama ini bergantung pada Arab Saudi untuk kebutuhan pangan. Keputusan ini lebih parah daripada tahun 2014 saat Arab Saudi, Bahrain, dan UEA memanggil pulang duta besar masing-masing dari Doha. Pada waktu itu, Qatar juga dituduh mendukung kelompok militan. Namun, perselisihan antar mereka tidak berbuntut pemutusan hubungan diplomatik dan jalur transportasi. "Arab Saudi dan UEA berani mengambil langkah tegas karena punya kepentingan yang sama soal Iran dan islamisme dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Mereka berharap didukung Trump," kata Kristian Ulrichsen, pakar Baker Institute. Dukung ekstremis Dalam pernyataan Riyadh disebutkan, keputusan itu diambil karena Qatar menyembunyikan kelompok teroris dan sektarian, seperti Ikhwanul Muslimin, Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS), dan Al Qaeda yang hendak mengganggu wilayah Teluk. Tuduhan ini kerap disuarakan negara Teluk, beberapa tahun terakhir. Riyadh juga menuding Doha mendukung teroris yang didukung Iran di Qatif, wilayah mayoritas Syiah di Arab Saudi. Qatar membantah semua tuduhan mendukung teroris ataupun Iran. "Keputusan itu tak adil karena tuduhan-tuduhannya tak benar dan tidak berdasar. Tujuan mereka sudah jelas, mereka mau memaksakan kehendak pada Qatar," kata pernyataan tertulis Kementerian Luar Negeri Qatar. Turki mendorong upaya dialog dan bersedia membantu menyelesaikan perselisihan antara Qatar dan negara-negara Arab. Iran juga meminta semua pihak menyelesaikan perselisihan melalui cara damai dan dialog.Imbauan Iran disampaikan Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif. "Para tetangga itu permanen; geografi tidak bisa diubah. Kekerasan tidak pernah bisa menjadi solusi. Dialog adalah keharusan, khususnya selama bulan Ramadhan yang terberkahi," tulis Zarif melalui Twitter. Ia juga menelepon sejumlah menlu koleganya di Turki, Indonesia, Irak, dan Oman untuk membahas perkembangan terakhir di kawasan. (REUTERS/AFP/AP/LUK)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000