logo Kompas.id
InternasionalJohnson Mendukung Posisi May
Iklan

Johnson Mendukung Posisi May

Oleh
· 2 menit baca

LONDON, SENINMenteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson, yang juga rival Perdana Menteri Theresa May di tubuh Partai Konservatif, membantah rumor bahwa May akan disingkirkan. Johnson membela May meski Konservatif kehilangan suara mayoritas dalam pemilu dipercepat, 8 Juni."Rakyat Inggris sudah kenyang dengan janji-janji dan politisasi. Ini saatnya untuk mewujudkan dan Theresa May adalah orang yang tepat untuk melanjutkan kerja penting itu," tulis Johnson dalam artikelnya di harian The Sun, Senin (12/6).May membuat kejutan dengan menyelenggarakan pemilu tiga tahun lebih cepat, April lalu, karena ingin mendapat mandat lebih besar untuk menghadapi negosiasi sulit membawa Inggris keluar dari Uni Eropa. Ternyata hasil pemilu jauh dari harapan, Konservatif justru kehilangan 13 kursi di Majelis Rendah.Muncul ketidakpuasan di dalam partai yang meminta May bertanggung jawab dan mundur dari posisinya. May pun memajukan jadwal pertemuan partai untuk meyakinkan bahwa dirinya pantas bertahan sebagai pemimpin partai.DitundaSelain ketegangan di tubuh partai, May juga harus menyelesaikan negosiasi dengan mitra koalisi Partai Unionis Demokrasi Irlandia Utara (DUP), yang menguasai 10 kursi di parlemen, untuk bisa meraih suara mayoritas. Kedua hal ini membuat pemerintah mengindikasikan penundaan pengumuman agenda pemerintah yang biasanya dibacakan oleh Ratu Elizabeth II setelah pemilu dan menunda negosiasi dengan UE yang semula dijadwalkan pada 19 Juni.Seiring penundaan ini, muncul desakan adanya pertemuan lintas partai untuk membahas kesepakatan yang akan dilakukan dengan UE. Salah satu hal yang dinilai membuat Konservatif kehilangan mayoritas dalam pemilu lalu adalah opsi yang diajukan May agar Inggris keluar dari UE tanpa kesepakatan, atau dikenal dengan "hard Brexit."Pihak yang mengusulkan pertemuan lintas partai berdalih, hasil pemilu memperlihatkan pemilih menolak opsi yang membuat Inggris keluar sepenuhnya dari pasar tunggal Eropa. Hal ini terjadi karena Inggris menolak asas kebebasan perpindahan manusia yang menjadi syarat UE agar Inggris bisa tetap berada dalam pasar tunggal Eropa.Selain Johnson, petinggi partai lain juga berusaha mengalihkan tekanan pada May menjadi diskusi soal Brexit. Menurut Menteri urusan Brexit David Davis, pihaknya akan fokus pada prosedur pemisahan sebelum membahas isu perdagangan. Isu yang diangkat, terutama hak warga UE di Inggris dan warga Inggris yang tinggal di UE, bagaimana Inggris membayar biaya pemisahan, dan isu perbatasan Irlandia Utara-Republik Irlandia. (AFP/Reuters/AP/was)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000