logo Kompas.id
InternasionalPenjualan Perlengkapan Militer...
Iklan

Penjualan Perlengkapan Militer Digenjot

Oleh
· 3 menit baca

CHIBA, SENINJepang akan meningkatkan penjualan peralatan militer ke negara-negara Asia Tenggara sesuai dengan kebijakan Perdana Menteri Shinzo Abe. Namun, industri militer di Jepang masih belum yakin dengan prospek penjualan peralatan militer. Apalagi mengingat masih banyak negara Asia Tenggara trauma dengan penjajahan Jepang. Keinginan Jepang meningkatkan penjualan peralatan militer itu dikemukakan Kepala Badan Logistik dan Teknologi Akuisisi Kementerian Pertahanan Jepang Hideaki Watanabe, Senin (12/6). Beberapa tahun terakhir, sejumlah negara berupaya meningkatkan kemampuan militer demi mengantisipasi ancaman seperti China di Laut China Selatan. "Menjaga keamanan pelayaran dan penerbangan ikut berkontribusi pada perdamaian dan kesejahteraan Jepang dan dunia. Riset dan pengembangan Jepang pada peralatan militer yang berkualitas tinggi juga berkontribusi pada pertahanan Jepang dan wilayah lain," kata Watanabe. Selama ini Jepang kerap menjual peralatan pertahanan untuk sejumlah negara di Asia Tenggara, khususnya bidang maritim. Ini seiring perilaku China yang makin agresif di Laut China Selatan. Namun, Jepang hanya membatasi penjualan pesawat pemantau tipe TC-90 ke Filipina. Adapun China selama ini kerap mengekspor perlengkapan militer-sebagian besar berharga murah-ke Asia Tenggara. Jepang tidak bisa sebebas China karena dibatasi oleh konstitusi pasca-Perang Dunia II. Konstitusi itu melarang Jepang mengekspor persenjataan dan membatasi penelitian dan pengembangan militer dengan negara lain. Namun, sejak ketentuan dalam konstitusi itu dilonggarkan pada 2014, kini Jepang memiliki kesepakatan penelitian bersama Inggris, Australia, dan Perancis. Industri pertahanan di Jepang kini bernilai sekitar 1,8 triliun yen atau 16 miliar dollar AS per tahun. Ini lebih kecil dibandingkan dengan industri otomotif yang mencapai 52 triliun yen atau 470 miliar dollar AS. Untuk meningkatkan industri pertahanan, pemerintah telah menambah jumlah anggaran penelitian menjadi 10 miliar yen atau 90 juta dollar AS untuk tahun ini saja. Teknologi tinggiMeski pemerintah yakin mampu meningkatkan penjualan, kalangan industri pertahanan justru belum yakin dengan prospek penjualan peralatan militer. Mitsubishi Industries, pembuat kapal-kapal penghancur Aegis dan pesawat-pesawat jet, tak yakin bisnis ini akan segera meledak. Selama ini penjualan peralatan militer Jepang hanya terpusat pada upaya antisipasi bencana dan menjaga perdamaian internasional. Peran pertahanan Jepang merupakan isu sensitif, terutama bagi negara-negara Asia Tenggara yang masih trauma dan mengingat sejarah penjajahan Jepang di wilayah itu. Meski demikian, pengamat pertahanan di Korea Selatan, Yoon Suk-joon, menilai kontribusi Jepang ke wilayah Asia Tenggara kini sangat dibutuhkan mengingat mereka menghadapi ancaman serangan yang sama, seperti dari Korea Utara. "Kita menghadapi ancaman yang nyata dari Korut. Jepang adalah tetangga kita. Selama kita memiliki kepentingan yang sama terhadap persoalan keamanan, tidak ada alasan tidak menerima ajakan kerja sama militer terkait dengan perlengkapan militer dan berbagi informasi keamanan," kata Yoon. (AP/LUK)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000