logo Kompas.id
InternasionalKonflik di Antara Anak-anak...
Iklan

Konflik di Antara Anak-anak Lee Kuan Yew Memanas

Oleh
· 2 menit baca

SINGAPURA, KAMISPerseteruan di antara anak-anak mendiang mantan PM Singapura Lee Kuan Yew mengenai nasib rumah warisan tokoh itu semakin panas. PM Singapura Lee Hsien Loong, anak tertua Lee Kuan Yew, dituduh melanggar wasiat sang ayah dan menyalahgunakan kekuasaan demi kepentingan pribadi. Tuduhan itu disampaikan kedua adik Lee Hsien Loong, yakni Lee Hsien Yang dan Lee Wei Ling. Mereka membuat tuduhan secara tertulis yang beredar di internet, Kamis (15/6). Lee Kuan Yew, yang wafat pada Maret 2015, meninggalkan wasiat. Isi wasiatnya adalah Lee Kuan Yew meminta rumahnya dibongkar daripada beralih fungsi menjadi museum atau situs bersejarah. Tiga anak Lee Kuan Yew, termasuk Lee Hsien Loong, sudah menyetujui wasiat ini. Namun, kemudian, dua adik Lee Hsien Loong menuduh kakaknya diamdiam hendak melanggar wasiat untuk memperkaya diri.Lee Wei Ling, ahli bedah saraf, dan pengusaha Lee Hsien Yang menyatakan, Lee Hsien Loong saat ini memegang dokumen dan sudah melobi komite di pemerintahan supaya rumah mendiang ayah mereka yang terletak di area tempat tinggal perdana menteri bisa dipertahankan. "Telah terjadi penyalahgunaan posisi perdana menteri yang memengaruhi pemerintahan Singapura hanya untuk memenuhi agenda pribadi. Ia bisa punya kekuasaan politik karena ia anak Lee Kuan Yew," ungkap pernyataan tertulis dari Lee Wei Ling dan Lee Hsien Yang di internet. KecewaLee Hsien Loong yang tengah berlibur di luar negeri membantah tuduhan kedua adiknya. Sejak ayahnya meninggal, menurut Lee Hsien Loong, sebagai anak tertua ia berusaha menyelesaikan berbagai persoalan keluarga. "Hal itu saya lakukan demi hormat saya kepada orangtua. Pernyataan kedua adik saya melukai warisan ayah kami," ujar Lee Hsien Loong. Pernyataan terbuka dari keluarga pemimpin Singapura seperti ini belum pernah terjadi pada masa lalu. Lee Hsien Loong kecewa saudara-saudaranya mengumbar masalah keluarga. Adik-adik Lee Hsien Loong mengaku sudah tidak mempercayai kepemimpinan kakaknya. Mereka merencanakan untuk meninggalkan Singapura. Pengamat politik Asia Tenggara dari John Cabot University di Roma, Bridget Welsh, menilai, kasus ini akan memengaruhi pendapat rakyat Singapura terhadap masa depan kepemimpinan PM Lee Hsien Loong, perekonomian Singapura, dan situasi regional di Asia Tenggara. "Serangan terhadap anggota keluarga seperti keluarga Lee itu pasti berpengaruh ke depan," ujarnya. (REUTERS/AFP/AP/LUK)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000