logo Kompas.id
InternasionalKorban Selamat Hanya Andalkan ...
Iklan

Korban Selamat Hanya Andalkan Insting

Oleh
· 4 menit baca

Christos Fairbairn (41) mendengar perintah agar membungkus badan dengan handuk basah dan keluar. Saat dia membuka pintu flatnya, asap tebal mengepung. Pria yang baru dua tahun menghuni Menara Grenfell itu sampai tiga kali berupaya keluar dari gedung dan setiap kali akan bergerak dirinya terhadang asap. "Saya mulai panik. Saya lalu menggedor jendela dan berteriak minta tolong. Saya berusaha membuka jendela, tetapi api dan lelehan plastik mengenai tangan saya," kenang Fairbairn, korban selamat dari kebakaran flat berlantai 24 di London, Inggris.Dalam keadaan panik, dia melihat polisi berdiri di luar dan hanya melihat. "Saya merasa, mereka hanya melihat saya. Kemudian saya sadar, kalau saya tidak pergi, saya mati," tuturnya. Saat turun tangga, dalam kegelapan dia merasa menabrak tubuh-tubuh. Fairbairn nyaris pingsan sesampai di lantai tiga atau empat akibat tersedak asap. Tiba-tiba muncul tangan petugas pemadam meraih tubuhnya. "Saya tak percaya, saya hidup. Saya tak akan melupakan apa yang terjadi dan betapa traumatiknya," ucapnya kepada BBC.Rabu lalu, London terguncang oleh tragedi kebakaran gedung apartemen berlantai 24. Sedikitnya 30 orang tewas, dan menurut Press Association, sekitar 70 orang hilang. Saat ini 19 korban masih dirawat di empat rumah sakit, 10 di antaranya kritis.Penghuni lain yang selamat merasa mendapat keajaiban bisa lolos dari api yang membakar seluruh flat. Michael Paramasivan, korban selamat, sedang berbaring menonton film saat samar-samar mencium bau plastik terbakar. Lalu terdengar suara, "Makin besar, makin besar!"Dengan cepat dia membawa anak perempuannya turun. "Saat itu, separuh bangunan sudah terbakar," katanya kepada CNN. Dia membayangkan, seandainya saja saat itu dia tidur, pasti sudah tewas karena sama sekali tidak ada tanda peringatan. Sebagian penghuni selamat dan diselamatkan karena dini hari itu waktu sahur sehingga masih banyak orang terjaga.Cepatnya api menjalar membuat banyak penghuni terjebak. Petugas pemadam kebakaran yang datang ke lokasi hanya enam menit setelah menerima informasi kesulitan menolong. Petugas belum bisa menyisir seluruh gedung karena khawatir dengan kondisi bekas kebakaran yang membahayakan. Sebagian dari mereka yang selamat belum merasa lega. Hanan Wahabi, misalnya, masih mengharapkan keajaiban terjadi pada kakak lelakinya. Wahabi bersama suami dan dua anaknya yang berusia 16 tahun dan 8 tahun, Rabu dini hari, masih berkomunikasi dengan kakaknya yang berada di lantai 21. "Saya bilang kepadanya untuk pergi. Dia mengatakan akan turun. Lalu saya telepon lagi dan dia bilang asap sangat banyak," kata Wahabi. "Sejak itu, saya tak mendengar kabar apa-apa."Banyak pertanyaanTragedi kebakaran di flat yang penghuninya kebanyakan adalah imigran ini menimbulkan bermacam reaksi. Kecaman antara lain ditujukan kepada pihak manajemen yang tak serius merespons kekhawatiran warga. Warga sudah merasa ada yang tak beres dengan standar keselamatan di flat tersebut. Petugas pemadam kebakaran tidak leluasa bergerak di gedung itu karena ternyata hanya ada satu pintu masuk. Belakangan kecaman juga diarahkan kepada kontraktor yang membangun kembali apartemen tersebut. PM Theresa May dan Wali Kota London Sadiq Khan meminta penyelidikan serius atas tragedi ini. Seorang anggota parlemen dari Partai Buruh berkata, "Kejadian seperti ini seharusnya tak boleh terjadi di Inggris." Sejumlah pertanyaan muncul, misalnya, mengapa tidak ada sistem peringatan? Bagaimana mungkin api begitu cepat menyambar ke semua lantai? Bagaimana prosedur penyelamatan jika terjadi keadaan darurat?Sebagian penghuni menyelamatkan diri hanya menggunakan insting sesaat. Ahmed Chellat, yang tinggal di apartemen seberang Menara Grenfell, dengan rasa dag-dig-dug menanti kabar dari saudaranya yang menghuni lantai 21. Chellat masih sempat berkomunikasi dengan iparnya pada pukul 02.20. Menurut info, petugas dinas darurat sudah tiba dan memerintahkan keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan tiga anak itu agar bertahan di dalam rumah. "Mereka akan menjemput kami," kata Chellat menirukan perkataan iparnya. Satu jam berlalu, dua, tiga jam, sampai belasan jam kemudian, tak ada kabar apa pun.Banyak saksi mata menyaksikan bagaimana para penghuni begitu panik mengharapkan bantuan, sementara petugas yang diharapkan tak bisa menjangkau mereka. Mahad Egal sampai tak bisa berkata-kata lagi saat menceritakan peristiwa dramatis yang dia saksikan sendiri. "Ada seorang pria yang melempar dua anaknya," ungkap Egal kepada televisi BBC. Saksi mata lain, Samira Lamrani, melihat peristiwa dramatis saat seorang perempuan melempar bayinya dari jendela. Ajaibnya, sang bayi selamat ditangkap warga. Namun, belum diketahui bagaimana nasib sang ibu.Kebakaran flat tersebut memang kejadian luar biasa. Mantan Wakil Kepala Pemadam Kebakaran Pangkalan Udara AS di Inggris Joe Ruane yakin sejumlah alat pengaman kebakaran gagal berfungsi. "Ini bukan hanya satu segi, masalahnya berlipat," kata Ruane yang kini bekerja sebagai konsultan. "Saya belum pernah melihat kebakaran seperti ini sepanjang hidup saya," katanya lagi. Asal api dan bagaimana api bisa menyebar sedemikian cepat merupakan misteri yang harus dipecahkan para penyidik. (AFP/AP/REUTERS/RET)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000