logo Kompas.id
InternasionalRusia Memutuskan Komunikasi...
Iklan

Rusia Memutuskan Komunikasi dengan AS

Oleh
· 2 menit baca

BEIRUT, SENIN — Konflik di Suriah semakin panas. Untuk pertama kali, pesawat tempur Amerika Serikat jenis F/A-18 E Super Hornet menembak jatuh pesawat tempur Suriah SU-22. Hal itu dilakukan setelah pesawat Suriah menjatuhkan bom ke arah Pasukan Demokratik Suriah (SDF), aliansi milisi Kurdi dan Arab dukungan koalisi pimpinan AS, di Tabqa, Minggu (19/6) sore. Pernyataan tertulis dari koalisi menyebutkan, penembakan jatuh pesawat Suriah itu sesuai dengan aturan dan demi melindungi pasukan koalisi. Pasukan Suriah menuding koalisi pimpinan AS sengaja menghambat upaya menumpas kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah karena saat ditembak jatuh, pesawat Suriah itu tengah menyerang SDF. Suriah mengancam AS, akan ada konsekuensi mematikan bagi agresi AS itu. Pernyataan senada diutarakan Rusia yang mengecam tindakan koalisi AS itu. Bagi Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov, serangan AS itu bentuk dari tindakan AS yang selalu melanggar norma hukum internasional. "Tindakan AS itu jelas-jelas tindakan agresi," ujarnya. Membalas serangan AS, Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan, Rusia akan melacak pesawat-pesawat koalisi pimpinan AS di wilayah Suriah dan akan memperlakukannya sebagai "target". Rusia juga menghentikan hotline atau nomor kontak khusus untuk mengantisipasi insiden antara AS dan Rusia. Seluruh komunikasi Rusia dengan AS mulai 19 Juni dihentikan. Menurut Rusia, AS ternyata tidak memanfaatkan jaringan itu sebelum menembak jatuh pesawat Suriah. Pengamat Suriah dari lembaga kajian Century Foundation, Sam Heller, menilai rezim Suriah sengaja memancing atau memprovokasi serangan. Namun, ternyata tak ada satu pihak pun yang ingin memperparah kondisi. "Awalnya itu hanya provokasi, lalu AS membalas sebagai tindakan pertahanan diri. Rezim Suriah nekat dan kena getahnya sendiri," ujarnya. PerdamaianPerundingan perdamaian konflik Suriah akan dilanjutkan kembali di Astana, Kazakhstan, 10 Juli. Menlu Rusia Sergey Lavrov menjelaskan, pertemuan itu bertepatan dengan perundingan perdamaian Suriah babak baru yang didukung PBB di Geneva. Babak baru perundingan Astana dijadwalkan Juni, tetapi ditunda karena pihak-pihak terkait memperdebatkan zona aman Suriah yang rentan, Mei lalu. Rusia dan Iran, keduanya berada di pihak Presiden Suriah Bashar al-Assad, beserta Turki yang mendukung kelompok bersenjata, menandatangani kesepakatan membuat empat zona aman pada 4 Mei lalu. Kesepakatan zona aman ini, kata Lavrov, salah satu pilihan yang ada untuk menyelesaikan konflik bersama-sama. Perundingan Astana ini keluar dari ide Moskwa awal tahun ini dengan latar belakang ingin melakukan perubahan dari yang semula intervensi militer jadi penyelesaian konflik melalui negosiasi. Perundingan hanya fokus pada isu-isu militer. Perundingan Geneva berakhir 19 Mei lalu setelah dialog empat hari tanpa hasil. (REUTERS/AFP/AP/LUK)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000