logo Kompas.id
InternasionalMiliter Filipina Tangkap...
Iklan

Militer Filipina Tangkap Penyuplai Dana Maute

Oleh
· 3 menit baca

MANILA, RABU — Pasukan keamanan Filipina, Rabu (5/7), menangkap penyuplai utama dana dan logistik kelompok Maute yang pro-Negara Islam di Irak dan Suriah dan tengah bertempur melawan tentara pemerintah di kota Marawi, Pulau Mindanao, Filipina selatan. Juru bicara militer Filipina, Brigadir Jenderal Gilbert Gapay, mengatakan, penangkapan penyuplai dana dan logistik kelompok Maute berlangsung saat pasukan keamanan Filipina menyerbu sebuah desa tak jauh dari Marawi.Dalam penyerbuan itu, mereka menahan tiga tersangka yang ditangkap bersama amunisi dan bahan-bahan membuat bom. Salah satu dari tiga tersangka tersebut adalah seorang perempuan pendukung utama kelompok Maute yang diidentifikasi bernama Monaliza Romato alias Monay. Ia keponakan dari klan Maute. Dua dari tujuh bersaudara keluarga Maute, yakni Omar dan Abdullah, adalah perencana utama serangan ke kota Marawi. "Monay menggantikan bibinya sebagai penopang utama dana dan pemasok logistik kelompok militan itu," kata Gapay dalam pernyataan tertulis.Ia menambahkan, penyerbuan, penyitaan senjata, dan penangkapan itu mencegah kelompok Maute melancarkan serangan untuk mengalihkan perhatian tentara Filipina.Selama lebih dari enam pekan terakhir, kelompok Maute bertempur melawan tentara Pemerintah Filipina dalam perebutan kontrol atas kota Marawi. Pada 23 Mei lalu, mereka menguasai kota tersebut. Sejak itu, mereka berusaha bertahan dari serangan militer Filipina, yang menggunakan artileri dan jet tempur.Pasukan Filipina mendapat bantuan Amerika Serikat dan Australia. Krisis di Marawi membangkitkan kekhawatiran, NIIS sedang menancapkan pengaruh di Asia Tenggara setelah terdesak di Irak dan Suriah.Lebih dari 400 orang tewas dalam pertempuran di Marawi. Ratusan ribu warga tercerabut dari wilayah tempat tinggal mereka. Sekitar 20 persen kota Marawi hancur akibat pertempuran yang tak kunjung berakhir.Rabu kemarin, pesawat militer Filipina kembali menjatuhkan bom di kota Marawi. Adapun pasukan darat merangsek dari satu rumah ke rumah yang lain.Presiden Filipina Rodrigo Duterte memberlakukan darurat militer di Pulau Mindanao selama 60 hari. Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana mengatakan, ada tekanan bagi militer untuk bisa mengalahkan kelompok Maute sebelum darurat militer berakhir, 23 Juli. Lorenzana menambahkan, pekan lalu militer Filipina mengirim sebuah pesawat ke AS untuk diisi berbagai bom dan roket yang saat ini stoknya mulai menipis di Filipina. Dalam pertempuran di Marawi, AS memberi bantuan teknis, sedangkan Australia mengirim dua pesawat pengintai.Batal berunding Agakhan Sharief, seorang tokoh Muslim setempat, mengungkapkan, Duterte sempat mempersiapkan kesepakatan dengan kelompok Maute, tetapi tiba-tiba membatalkan rencana itu tanpa penjelasan. Sharief mengatakan, beberapa hari setelah Marawi dikuasai kelompok Maute pada 23 Mei lalu, ia didekati seorang pembantu senior Duterte yang ingin menggunakan koneksinya dengan kelompok Maute untuk memulai perundingan rahasia.Dua sumber lain di Marawi kepada kantor berita Reuters mengonfirmasi langkah Duterte itu. Namun, proses itu terhenti saat Duterte dalam pidatonya pada 31 Mei menyatakan dia "tidak akan berunding dengan teroris". (AFP/REUTERS/SAM)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000