logo Kompas.id
InternasionalPolisi Antisipasi Aksi Protes ...
Iklan

Polisi Antisipasi Aksi Protes Besar-besaran

Oleh
· 3 menit baca

HAMBURG, RABU — Pertemuan para pemimpin negara perekonomian terbesar dunia G-20 di Hamburg diperkirakan akan disambut aksi protes besar. Untuk mengantisipasi segala kemungkinan, Pemerintah Jerman mengerahkan 20.000 polisi dan mengeluarkan alat pemantau canggih.Kepala polisi Hamburg, Ralf Martin Meyer, mengatakan, Rabu (5/7), pihaknya memperkirakan ada sekitar 8.000 demonstran dari kelompok sayap kiri. Mereka bukan hanya warga Jerman, tetapi dari negara-negara Skandinavia, Swiss, Italia, dan lainnya. Mereka diprediksi tak hanya melakukan protes, sekadar melakukan protes. Oleh karena itu, aparat kepolisian melakukan antisipasi serius. "Anda bisa memastikan akan melihat semua perlengkapan yang dimiliki polisi di Hamburg," Hartmude Dudde, yang memimpin tim keamanan polisi Hamburg. Termasuk wahana nirawak di bawah air dan di udara. Jerman mensyaratkan pengunjuk rasa untuk memberitahukan akan melakukan demonstrasi. Jika tidak, mereka dianggap ilegal dan polisi bisa langsung membubarkan. Ini berarti polisi diperkirakan bereaksi langsung terhadap aksi protes spontan di zona aman dekat para pemimpin G-20 melakukan pertemuan. Salah satu kelompok yang sudah mendaftar adalah aktivis antiglobalisasi dengan slogannya "G-20, Selamat Datang Neraka". "Kami memanggil pada pemrotes, tempatnya bisa ditempuh jalan kaki dari tempat para pemimpin berkumpul," demikian imbauan yang disebarkan. Sudah memanasPertemuan yang akan dilakukan pada 7 dan 8 Juli sudah diwarnai pemanasan oleh para aktivis. Sebuah insiden yang diyakini terkait dengan pertemuan kelompok G-20 terjadi beberapa pekan lalu. Mobil-mobil polisi dibakar, jalur kereta api disabotase, dan aparat menyita bermacam senjata, seperti pemadam yang berisi cairan yang bisa terbakar, bom bensin, pemukul bisbol, serta alat lainnya.Sebuah tempat bekas supermarket di pinggiran Hamburg dipersiapkan sebagai tahanan dadakan sementara yang bisa menampung hingga 400 orang.Hari Selasa malam, polisi bentrok dengan ratusan demonstran di Hamburg. Polisi menyiram cairan lada dan meriam air untuk membubarkan massa yang merupakan aktivis lingkungan, perdamaian, dan antikemiskinan. Aksi besar yang melibatkan puluhan ribu orang diperkirakan akan berlangsung dalam pekan ini. Mereka menantang globalisasi yang mereka sebut sebagai keserakahan perusahaan. "Kami pikir mereka layak mendapat protes dan penolakan kami dari jalan," kata Georg Ismael (25), seorang aktivis. "Kami berunjuk rasa terhadap G-20 karena kami kira mereka tidak mewakili kepentingan kemanusiaan."Dalam pertemuan G-20 di kota pelabuhan Hamburg ini akan dihadiri Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Turki Tayyip Erdogan, Presiden China Xi Jinping, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, dan Presiden RI Joko Widodo. Kepada para aktivis, Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan, dirinya memahami pentingnya mengekspresikan kritik. Namun, Merkel mendesak agar mereka tak melakukan kekerasan.Merkel yang menjadi tuan rumah pertemuan ini dipuji sebagai "pemimpin baru dari negara bebas", penyokong pendekatan internasional hingga masalah global. Namun, motonya dalam G-20, yakni "Membentuk Dunia yang Saling Berhubungan", sangat kontras dengan pendekatan Trump yang ingin berjalan sendiri. "Perbedaan sangat jelas dan tidak jujur untuk menutupinya. Itu tidak akan saya lakukan," kata Merkel, pekan lalu. Dalam pertemuan nanti, Merkel harus berupaya menjembatani 19 negara berhadapan dengan AS. (AFP/AP/REUTERS/RET)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000