logo Kompas.id
InternasionalMerayakan Peluncuran Rudal...
Iklan

Merayakan Peluncuran Rudal dengan Berjoget

Oleh
· 3 menit baca

Sukses meluncurkan rudal balistik antarbenua, Hwasong-14, untuk pertama kali, pekan lalu, rezim Korea Utara berpesta pora dengan konser musik, Minggu. Bahkan, pemimpin rezim Korea Utara Kim Jong Un secara khusus meminta Band Moranbong untuk manggung. Keistimewaan band ini adalah semua anggotanya perempuan dan Jong Un yang memilih mereka. Menurut kantor berita Korea Utara, KCNA, Senin (11/7), band ini sengaja dibentuk untuk menunjukkan sisi lembut dari wajah rezim Jong Un. Selain Band Moranbong, ada pula band-band pop yang ternama di Korut, seperti Band Chongbong, State Merited Chorus, dan Wangjaesan Art Troupe. Dari siaran televisi Korut terlihat konser musik itu dipenuhi orang-orang berseragam yang asyik berjoget. Dari kerumunan orang itu tak henti-hentinya terdengar sorak-sorai dan gemuruh tepukan tangan sambil menyebut nama Jong Un. Lagu-lagu yang dibawakan rata-rata menyinggung program rudal. Ini terlihat dari judul lagu antara lain "Song of Hwasong Rocket" dan "Make Others Envy Us". Rudal ICBM Korut yang selama ini dikhawatirkan akhirnya terwujud. Kekhawatiran Amerika Serikat pun makin besar karena Korut sesumbar akan menciptakan rudal yang mampu menjangkau Alaska, AS. Pada uji peluncuran rudal Hwasong-14, AS mengakui kebenaran klaim Korut bahwa itu rudal ICBM. Namun, Rusia, Korea Selatan, dan Jepang belum bisa percaya. Tak kuasai teknologiBadan Intelijen Nasional Korsel tetap tidak percaya rezim Korut berhasil menguasai teknologi yang memungkinkan rudal bisa masuk kembali ke atmosfer. Anggota komite intelijen parlemen Yi Wan-young mengatakan, sampai sejauh ini tidak terlihat ada kegiatan yang tidak wajar dari lokasi uji rudal dan nuklir Korut, Punggye-ri. "Mengingat Korut tidak mempunyai fasilitas pengujian untuk teknologi itu, kami yakin mereka belum menguasai teknologi itu," kata Yi. Yi menduga rudal Hwasong-14 itu merupakan versi modifikasi dari rudal yang berdaya jangkau menengah KN-17 yang pernah diuji, Mei lalu. Namun, menurut pakar kedirgantaraan John Schilling di situs 38 North, proyek pemantau di AS yang terkait dengan Johns Hopkins University, rudal ICBM Korut kemungkinan besar akan sanggup membawa hulu ledak seberat minimal 500 kilogram ke wilayah San Diego, AS, dalam kurun waktu dua tahun. "Mereka memang tidak akan bisa melakukannya besok, tetapi nanti pasti bisa," ujarnya. Untuk mencegah program rudal dan nuklir Korut, AS akan mengusulkan sanksi yang lebih tegas terhadap Korut. Namun, upaya itu diragukan akan bisa mengubah Korut kecuali jika China ikut menekan Korut. Presiden AS Donald Trump menganggap China kurang berusaha membujuk Korut. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang mengatakan, China tidak bisa seorang diri menyelesaikan krisis nuklir Korut. Selama ini China telah memenuhi kewajiban membantu menyelesaikan masalah. Tidak seperti negara-negara lain yang justru menghindar. "China bukan penyebab ketegangan di Semenanjung Korea dan solusi krisis ini juga tidak ada pada China," ujarnya. China juga tidak paham, kenapa harus China yang berusaha memadamkan api, sementara pihak lain justru berusaha selalu mengobarkan api. "Tidak mungkin akan ada hasilnya kalau situasinya tegang begini terus," kata Geng. (REUTERS/AFP/AP/LUK)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000