logo Kompas.id
InternasionalTrump dan Macron Cari Solusi...
Iklan

Trump dan Macron Cari Solusi Krisis Suriah

Oleh
· 3 menit baca

PARIS, KAMIS — Presiden Amerika Serikat Donald Trump memulai kunjungan dua hari di Perancis, Kamis (13/7). Bersama mitranya, Presiden Emmanuel Macron, Trump antara lain akan membicarakan solusi Suriah dan upaya kontra terorisme. Trump datang bersama istrinya, Melania, dan dijadwalkan akan menghadiri perayaan kemerdekaan Perancis, Jumat. Pertemuan kedua pemimpin ini merupakan yang kedua dalam sepekan. Sebelumnya, Trump bertemu dengan Macron dalam Konferensi Tingkat Tinggi G-20, di Hamburg, Jerman. Mereka diharapkan juga mencari cara menyamakan pandangan soal perubahan iklim dan perdagangan. Paris, tempat pertemuan Trump dan Macron, menjadi kota penting karena di sinilah para pemimpin dunia membuat komitmen penyelamatan bumi yang dikenal dengan Kesepakatan Paris. Trump tidak setuju dengan kesepakatan itu dan bulan lalu memutuskan keluar dari kesepakatan yang sudah ditandatangani Presiden Barack Obama. Trump dalam sebuah kesempatan menyatakan, dia dipilih untuk mewakili warga Pittsburgh (AS), bukan warga Paris. Trump bahkan melecehkan kota Paris dengan mengatakan, "Paris bukan lagi Paris (yang dulu)." Pernyataan yang disampaikan pada Februari setelah dia dilantik itu ditujukan untuk memperlihatkan bahwa ibu kota Perancis tersebut kini menjadi kota yang tak aman dengan ancaman-ancaman terornya. Menjelang perayaan Hari Bastille, tahun lalu, Perancis dikejutkan dengan serangan teror oleh seseorang yang menabrakkan truk di kerumunan kota wisata Nice. Sebanyak 80 orang tewas dalam peristiwa itu. Meski demikian, masalah kontraterorisme merupakan hal potensial yang menyebabkan kedua negara itu bisa bekerja sama erat. Begitu juga posisi mereka soal Suriah, nyaris tak ada masalah.Trump dan Macron dijadwalkan akan mengadakan jumpa pers bersama setelah pertemuan. Bersama istri masing-masing, Kamis malam waktu setempat, keduanya akan santap makan malam di puncak Menara Eiffel. Sama-sama baruTrump dan Macron sama- sama merupakan pemimpin yang relatif baru. Keduanya juga sama-sama terpilih secara cukup mengejutkan. Macron, yang saat ini berusia 39 tahun, bukan berasal dari partai utama. Dia mengalahkan politisi dan partai mapan di Perancis. Demikian pula Trump (71) juga bukan berasal dari kalangan politisi. Bedanya, Macron yang muda kini dianggap sebagai bintang baru panggung dunia dan diakui sebagai pemimpin Barat bersama Kanselir Jerman Angela Merkel. Sementara Trump dianggap sebagai antitesa dari yang apa yang selama ini diperjuangkan para pemimpin, termasuk soal perubahan iklim dan toleransi. Menurut jajak terbaru, hanya 14 persen rakyat Perancis yakin Trump melakukan hal-hal semestinya dalam hubungan luar negeri, tulis CNN mengutip jajak Pew Global Attitudes. Kunjungan Trump ke Paris dipandang sedikit banyak bisa mengalihkan kontroversi pertemuan anaknya, Donald Trump Jr, dengan pengacara Rusia, yang kini sedang menjadi isu hangat di AS. Trump, yang dikenal tidak suka dengan wartawan, diperkirakan akan mendapat pertanyaan seputar isu tersebut. (AFP/AP/REUTERS/RET)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000