logo Kompas.id
InternasionalEvolusi Teror NIIS lewat...
Iklan

Evolusi Teror NIIS lewat Sel-sel Kecil

Oleh
· 3 menit baca

Negara fiksi mereka telah runtuh. Kata-kata ini diucapkan seorang jenderal Irak kepada televisi Pemerintah Irak, beberapa waktu lalu, saat pasukan Irak menguasai ikon kota Mosul, Masjid Al-Nuri, tempat Pemimpin Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) Abu Bakr al-Baghdadi mendeklarasikan kekhalifahan dan menahbiskan diri sebagai khalifah, tiga tahun lalu. Senin, 10 Juli lalu, Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi mengumumkan kemenangan pasukannya atas NIIS di Mosul. Tidak dimungkiri, kemenangan atas NIIS di salah satu ibu kota mereka itu termasuk pencapaian signifikan. Data IHS Markit, lembaga layanan informasi berbasis di London, menyebutkan, pada Juni 2017 NIIS hanya menguasai teritorial 36.200 kilometer persegi, jauh menyusut dari sekitar 90.800 kilometer persegi teritorial yang mereka kontrol pada Januari 2015. Meski demikian, sejumlah pengamat memperingatkan, kekalahan NIIS di kota terbesar kedua di Irak itu bukan babak akhir dari teror-teror kelompok ekstrem tersebut. Kehilangan teritorial, seperti yang mereka alami saat ini, sudah lama diantisipasi NIIS. Bahkan, tanpa pemimpin pun, menyusul kembali beredarnya kabar tewasnya Baghdadi, mereka akan tetap melancarkan teror. "NIIS sudah mengadopsi metode \'jihad tanpa pemimpin\'," tulis Mohamad Bazzi, profesor jurnalisme di Universitas New York dan mantan Kepala Biro Timur Tengah Harian Newsday, dalam kolom di kantor berita Reuters. Model teror itu sudah berjalan lebih dari setahun dalam berbagai serangan yang dilakukan seorang diri (lone wolf). "Dengan mengandalkan serangan-serangan perseorangan yang pelakunya meradikalisasi sendiri-dan dalam banyak kasus, mengalami masalah mental-NIIS bisa memproyeksikan jangkauan serangan yang lebih besar dari yang sebenarnya mereka miliki," lanjut Bazzi. Pengamat memperkirakan, mereka akan terus menebar teror di dunia melalui sel-sel kecil jaringan ekstremis yang lolos dari Irak dan Suriah. "(NIIS adalah) kelompok global, tetapi kini lebih digerakkan secara regional," kata Colin Clarke, analis pada kelompok pemikir RAND, yang dikutip Associated Press. "Saya tak melihat mereka akan angkat kaki dan boyongan bersama ke tempat lain." "Mereka akan pergi te tempat yang mereka punya akar. Mereka akan mencari negara-negara lemah. Mereka akan bermanuver dalam konflik-konflik lokal," ujar Clarke. Sel-sel jaringan milisi NIIS itu telah bergerak keluar dari Irak dan Suriah. Laporan PBB yang dirilis pada pekan lalu menyebutkan, kelompok pertama milisi NIIS dari Irak dan Suriah berjumlah lebih dari 100 orang. Mereka tiba di Afganistan, awal Februari lalu, disusul kelompok lebih kecil berjumlah sekitar 20 orang, pada akhir Maret. Mereka kurang dikenal di kalangan kebanyakan warga Afganistan, tetapi memiliki daya tarik di kalangan anak muda. Dan yang terpenting, mereka dipasok dana komando pusat NIIS untuk merekrut dan membayar anggota baru dengan upah tiga kali lipat yang ditawarkan kelompok militan Taliban, yakni 500-600 dollar AS per bulan. Dalam laporan PBB itu juga disebutkan, NIIS telah mengingatkan sel jaringan mereka di Afganistan bahwa tak lama lagi mereka harus mendanai sendiri. Sel-sel kelompok milisi tempur asing lainnya dikhawatirkan sedang bergerak ke Eropa, Afrika Utara, dan Asia Tenggara untuk melantarkan serangan atau sekadar menunggu perintah. Di Asia Tenggara, teror NIIS hadir lewat serangan di kota Marawi, Pulau Mindanao, Filipina selatan. Bagi Indonesia, kota itu diibaratkan seperti halaman belakang mengingat posisi wilayah itu yang dekat Sulawesi. Berbagai serangan yang diklaim NIIS, bahkan, telah beberapa kali melanda kota-kota di Pulau Jawa. Ini peringatan dan ancaman sangat serius bagi Tanah Air. (MH SAMSUL HADI)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000